Perbedaan Niat dan Omong Doang
"Hari ini aku niat untuk belajar x, y, z sampe tuntas!!!"
***
***
Niat memang selalu memegang peranan penting dalam setiap kegiatan manusia. Mulai kita lahir sampai kita meninggal. Mulai dari bangun tidur sampai akan tidur kembali. Tanpa niat yang tepat banyak orang yang 'gagal' menjalani harinya. Banyak yang merasa berjalan tanpa arah. Tapi, apakah niat memang se-penting itu?
Waktu zaman SMA, Guru Kimia uum saat kelas tiga(atau kelas XII) yang bernama bu Dempsey Pardosi(maaf ya bu kalau namanya salah) bilang gini(alasan kenapa ibunya ngomong gini uum samarkan demi kebaikan pribadi, wkwkwk) " Umroh, Kamu tahu di dunia manusia ada dua niat yang berbeda, satu niat yang beneran niat dan yang lainnya adalah niat yang hanya diucapkan. Menurut kamu mana yang lebih baik?" Uum sempet mikir sebelum menjawab yang pertama. Terus ibunya nanya lagi " Menurut kamu perbedaannya apa?" nah uum dengan semangat ngomong," yang pertama itu niat yang sungguh-sungguh, yang beneran diucapin dari hati sama orangnya. Sedangkan yang kedua niatnya cuma di mulut aja bu, tidak sungguh-sungguh."
Ibunya cuma tersenyum. Terus bilang lagi, " Niat yang pertama adalah niat yang diucapkan dengan sungguh-sungguh dari dalam hati dan diusahakan semampunya. Jadi kalaupun gagal, daktor penggagalnya bukan dari dalam diri sendiri atau alasan-alasan untuk melegakan hati. Tapi memang karena sudah diusahakan dengan benar tapi memang situasi dan kondisi dari luar yang membuatnya gagal. Sedangkan niat yang kedua, niat yang hanya diucapkan dan tidak sungguh-sungguh diusahakan. Kalau niatnya gagal, faktor penggagalnya bukan hanya dari luar, dari dalam diri sendiripun sudah menggagalkannya."
Jadi teman-teman, misalnya nih di awal semester kita niat untuk enggak bolos satu mata kuliah-pun. Kita yakin kita sudah memiliki niat yang tulus dan yakin bahwa kita akan sungguh-sungguh menjalankannya.
Nah niat kita tidak bolos itu akan langsung masuk ke jenis niat kedua kalau pada akhirnya kita bolos kuliah juga dengan alasan "aduuh... cape banget ini badan." Atau saat waktu kuliah tiba dan kita baru bangun tidur muncul alasan " aduh masih ngantuk nih, bolos aja ah..". Atau juga muncul alasan "hari ini bolos ah, males banget materinya kayak gitu." Ini contoh dari jenis niat kedua, dimana kita tidak benar-benar mengusahakan niat kita untuk menjadi nyata. Padahal kalau dilihat dari alasannya, kita masih bisa mengusahakan niat kita itu untuk terjadi jika kita melawan dengan keras 'ngantuk', 'malas' atau 'cape' itu. Alasan-alasan tersebut jelas merupakan faktor dari dalam diri sendiri.
Nah beda sama yang pertama, saat alasan-alasan itu muncul kita melawan rasa-rasa itu dan tetap pergi kuliah, maka niat kita bakal masuk ke jenis yang pertama. Bisa gagal ga um kalau yang pertama ini? Ya jelas bisalah!! Tapi faktor penggagalnya buka dari dalam diri sendiri, contoh : kita harus bolos karena ada wawancara magang di jam yang sama dan ga bisa digantikan, atau kita mengalami sakit yang cukup 'parah' sehingga membuat kita tidak sanggup untuk memaksakan diri bergerak ke kampus, yah semacam itulah. Hal-hal seperti ini bukan faktor dari dalam diri sendiri tapi dari luar. Makanya niat semacam ini masuk dalam kategori niat pertama.
Kelihatan jelas kan perbedaan niatnya? yah begitulah, uum aja cukup shock ketika tahu uum cukup sering melakukan niat kedua. Hahaha. Nah cara menghindarinya gimana um? Gampang, usahakanlah setiap niat yang kau ucapkan, baik ke dirimu sendiri maupun orang lain, secara maksimal. Susah? Iyalah, tapi yakinlah, yang paling susah itu di awalnya doang kok! Setelah sekali dua kali juga bakalan terbiasa juga :D
Sebagai penutup, uum harus bilang " Yang namanya perubahan itu pasti sulit, mau itu ke arah yang baik atau yang buruk, tapi lebih sulit jika kau tidak berubah sama sekali!"
Tags:
artikel
0 komentar
Apa yang kamu pikirkan tentang tulisan di atas? Beri komentar di bawah, ya, teman-teman.