Hinata Umi's Work

Lagu kesukaan Ayah...



Boru panggoaran – Charles Simbolon
----------------------------------------------------
Ho do Boruku / Kau putriku
Tampuk ni ate-atekki / tumpuan hatiku
Ho do boruku / kau putriku
Tampuk ni pusuk-pusukki / tumpuan harapanku

Burju-burju maho NamarSikkola i / baik-baiklah kau bersekolah
Asa dapot ho na sininta ni rohami / agar kau dapat meraih apa yang kau cita-citakan dalam hatimu

Reff :
Molo matua sogot au / saat aku tua nanti
Ho do manarihon ahu / kau yang akan menjagaku
Molo matinggang ahu inang / saat aku terjatuh nanti
Ho do na mahogu-hogu ahu / kaulah yang akan membimbingku berjalan


Ai ho do Boruku / Kau lah putriku
Boru panggoaranki / putri pertamaku
Sai sahatma da na di rohami / semoga cita-citamu tercapai
Ai ho do boruku / kau lah putriku
Boru panggoaranki / putri pertamaku
Sai sahatma na da di rohami / semoga cita-citamu tercapai


Dulu ayah sering banget nyanyiin lagu batak di rumah. Salah satu lagu yang paling sering ayah nyanyiin adalah lagu ini. Lagu “Boru Panggoaran”. Dulu uum enggak tahu arti lagu ini apa. Uum kesal banget ayah sering banget nyanyiinnya. Kan terdengar sedih gitu nadanya. Uum juga kesal karena uum enggak bisa bahasa batak. Jadi uum enggak suka banget kalau ayah nyanyiin lagu-lagu itu di rumah. Dapat dipastikan kalau ayah nyanyiin lagu batak, *apalagi lagu boru panggoaran* uum akan memasang sikap protes keras. Entah dengan menutup telinga, mengecilkan volume microphone, masuk ke kamar dan mengunci pintu atau kalau lagi di mobil uum akan menggunakan earphone agar suara lagu itu tidak terdengar ke telinga uum.
Sebenarnya, uum bukan enggak suka sama lagunya, The problem is I don’t understand what’s the meaning of this song and the melody seems a sad song in my ear. I can not use a batak language in that age *now isn’t either, but at least I know what people talk in that language.*

Uum rasa sekitar uum kelas 2 SMA, akhirnya uum mulai memberanikan diri untuk bertanya sama ayah, *saking kesalnya ini ceritanya* kenapa sih ayah suka banget sama lagu ini. Waktu itu ayah Cuma senyum aja. *ceritanya ayah enggak mau kehilangan imej cool-nya di depan anak-anak dan istrinya*. Malah mama yang jawab. “ Seharusnya kau senang ayahmu nyanyiin lagu ini. Lagu ini kan untukmu.” Oh please mom, dad, smiling and said that this aren’t answer my question. From that time until I go to the universty of Indonesia in the second time, they never tell me, what’s the meaning of this song.

Saat kedua kalinya uum dianter sama ayah ke UI, uum nanya lagi sama ayah, apasih arti lagu ini. Ayah menjawab artinya secara garis besar “ lagu ini lagu yang di nyanyiin seorang ayah untuk putri sulungnya. Beliau meminta anaknya untuk sekolah dengan benar. Karena dengan sekolah apapun dapat dicapai.” Ayah Cuma ngejelasin sampe disitu aja waktu itu. Saat itu yang uum tahu uum ingin banget nangis. Kenapa? Karena ternyata ayah sangat ingin uum mencapai apa yang uum cita-citakan.

Yah.. sampai disitu aja uum tahunya. Sekitar satu tahun yang lalu, uum penasaran banget sama arti lagu ini. Uum heran banget lagu ini bisa ada di playlist lagu yang uum sering mainin di laptop *sumpah ini serem parah* terus pas dengerin, uum langsung search di mbah googski apasih arti lagu ini. Dan muncullah lirik di atas. Uum beneran enggak nyangka lagu itu lebih dalem daripada yang dikatakan ayah* dititik ini uum tahu kalau ayah beneran enggak mau kehilangan imej cool-nya K*

Dulu, uum dikasih tahu sama semua orang kalau di adat batak, yang paling dipentingin adalah anak laki-laki. Yang paling di harepin jadi anak pertama itu anak laki-laki. Anak laki-laki itu membawa marga. Uum kalau menikah sama orang yang bukan pariban uum, maka uum enggak akan nurunin marga sihaloho ke anak uum. Makanya uum selalu sedih banget, uum perempuan. Uum anak pertama, tapi uum perempuan. Rasanya sedih. Pasti uum enggak bikin ayah bangga waktu uum lahir. Pasti ayah ngarepin anak laki-laki juga. Uum selalu iri sama adek uum yang laki-laki. Pasti dia selalu dibangga-banggain di bagian keluarga ayah, bou-opung, tulang, pak uda, semuanya pada heboh kalau fahmi ketemu mereka. Sepertinya karena itu akhirnya uum lebih deket ke keluarga mama. Uum waktu itu enggak ngeh, panggilan ayah di mana-mana bukan pak loho, pak misran, atau ayah fahmi. Orang-orang manggil ayah dengan “ayah sari”  *sari itu nama panggilan uum di rumah*. Orang-orang manggil mama dengan sebutan “mama sari”. Orang-orang manggil opung boru(perempuan) uum dengan sebutan opung sari.

Uum jadi inget, mama pernah cerita saat uum lahir, ayah orang yang paling senang mendengar tangisan uum.*sumpah cerita ini, bikin uum seneng banget, it means that my daddy really happy when I was born* Saat umur uum beberapa bulan, ayah mendudukkan uum di atas sofa, terus di rumah kan banyak banget foto-foto mama, ayah, opung, atok, dan saudara-saudara dekat. Ayah naik ke kursi nunjuk ke setiap orang di dalam foto-foto itu sambil bilang ke uum yang masih beberapa bulan itu “ ini mama, ini ayah, ini opung, ini atok, ini...” padahal jarak foto-foto itu ke uum lebih 1 meter.  .__. *if you know what I mean

Uum juga inget, mama bilang waktu uum kecil orang yang pertama kali bisa uum panggil ayah *padahal kan anak kecil emang biasanya cepet bisa ngucapin kata yang paling mudah seperti “yayayayayyahhhh” *. Pernah juga ada kejadian uum ngelawan mama waktu umur uum belum genap 2 tahun. Ceritanya uum baru bisa jalan waktu itu. Ayah baru aja berangkat kerja. Uum minta ikut sama ayah tapi enggak dikasih sama mama sama ayah *ya iyalah, ngeganggu banget uum kalau ikutan, apalagi ayah guru.* tapi dasar ya namanya anak kecil, ya mana ngerti. Uum nangis terus. Akhirnya mama bosen. Ngebuka pintu. Terus bilang “ sana kejar ayahmu!” uum kecil beneran lari ngejar ayah. Keluar rumah menuju jalan besar *padahal mana bisa juga uum kejar, paling ayah juga udah naik angkot*. Mama yang lagi hamil fahmi*adek cowok uum* shock parah waktu itu. Langsung ngejar uum. Uum larinya pastilah lebih cepat dari mama yang lagi hamil, apalagi uum curi start *maksudnya uum lari duluan gitu*. Mama makin khawatir aja. Untung ada bapak-bapak di depan uum. Pas mama lihat tuh bapak-bapak yang mukanya serem abis *asumsikan begitu* mama bilang “pak, tolong tangkap anak saya. Dia mau ngejar ayahnya ke jalan raya.” Si bapak dengan sigap nunjukin wajah seramnya mau nangkap uum. Uum yang masih kecil imut-imut dengan wajah sembab abis nangis ngeliat tuh bapak-bapak langsung berhenti trus berbalik arah muter ke mama. Sambil nangis lagi ketakutan malah lari ke mama, lupa mau ngejar ayah ke kantor. *dramatis abis* si bapak malah ketawa-ketawa. Curang nih mama, minta bantuan. Wkwkw :D

Ada juga kejadian waktu ayah baru aja masang telepon rumah. Waktu itu uum masih SD. Namanya juga anak kecil pasti pengen banget kan nyobain tuh benda baru. Waktu itu ayah udah punya hape. Trus ayah sering banget waktu itu pulang abis maghrib-pan. Biasanya abis pulang sekolah dan ngerjain pe-er, mama ngijinin kami buat nelpon ayah. Saat itu, hal yang paling menyenangkan bagi kami adalah nelpon. Wkwkwk *ceritanya euphoria gitu punya telpon* kami berlomba-lomba buat ngerjain pe-er. Siapa yang duluan selesai bisa nelpon ayah. Satu-satunya nomor telpon yang boleh kami telpon *enggak apa-apa yang penting bisa nelpon*. Dan setiap nelpon kami pasti minta ayah buat bawain oleh-oleh. Entah itu sate padang, entah itu gorengan, apapun deh. Belinya enggak pernah banyak kok ayah. Paling dapet satu-satu per orang. Udah seneng banget itu rasanya. Bersyukur. Itu yang selalu di ajarkan ayah dan mama. Makanya walau Cuma dapet satu-satu, kami senang. *walaupun ayah curang selalu dapet dua.* biasanya kalau yang kedapetan nelpon uum, uum selalu minta martabak coklat-kacang. Uum sangat menyukai martabak rasa kacang-coklat. Fahmi sama ulfa juga suka martabak. Akhirnya yang paling sering di beli ayah ya martabak.

Suatu hari tuh telpon rusak, entah karena di samber petir atau di gigit tikus kabelnya, pokoknya enggak bisa nelpon aja. Kami jadi enggak bisa nelpon ayah lagi. Tapi, satu hal yang jadi rutinitas, Ayah selalu ngebawain martabak coklat-kacang pas pulang. Saat itu ayah pulangnya pasti malem banget. Di atas jam sebelas-an. Di jam segitu fahmi sama ulfa udah tidur. tapi aku selalu nungguin ayah pulang, karena aku berharap ayah bawain martabak coklat kacang kesukaanku. Karena tahu aku akan nunggu ayah pulang, ayah pasti selalu bawain aku martabak coklat-kacang. Entah kenapa aku enggak pernah bosen makan martabaknya. Padahal tiap malem gitu aku dibeliin martabak coklat kacangnya. Wkwkwk.

Yah... setelah uum baca lagi arti lirik lagu ini. Uum baru inget uum pernah nulis di diary*yang sialnya dibaca sama ulfa-adik uum yang cewek- yang langsung laporan sama mama* kalau uum bukan anak mama dan ayah uum hanya karena uum dimarahin yang emang karena uum sendiri yang salah. Uum udah lupa waktu itu uum ngalakuin apa. tuh diary soalnya langsung uum buang. Uum baru sadar, ayah sering nyanyiin lagu itu, mungkin aja untuk ngasih tahu uum kalau uum itu bener-bener anaknya. Sedih juga rasanya kalau inget kebodohan uum itu. Ayah sayang banget sama uum. Sayaaaaanggggg banget. Mama juga saaayaaaanggg banget sama uum. Uum aja yang kurang bersyukur.

Aaah... ya Allah, kalau engkau ijinkan, aku ingin meminta, sehatkanlah ayah dan mama uum. Jauhkanlah mereka berdua dari penyakit apapun, terutama penyakit hati dan iman. Lindungilah mereka serta kedua adikku. Sayangilah mereka, cintailah mereka seperti mereka mencintaiku. Bantulah aku untuk membuat mereka benar-benar bisa bangga terhadapku. Bantulah aku untuk menjadi panutan bagi kedua adikku. Bantulah aku untuk tidak menghancurkan harapan mereka lagi ya Allah. Aku mencintai mereka. Bantulah uum untuk mengatakan hal itu pada mereka ya Allah. Aammiiiinn... :D
----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Oh iya sebagai tambahan. Anak pertama itu adalah anak yang punya tanggung jawab besar di adat batak *dan mungkin di adat lainnya*. Anak pertama harus bisa mejadi panutan bagi adik-adiknya. Di adat batak, anak pertama adalah anak yang selalu dicari untuk memecahkan masalah. Maka dari itu, umumnya anak pertama dalam keluarga batak itu punya karisma, wibawa. Karena mereka punya tanggung jawab yang besar.

Uum adalah anak pertama ayah. Ayah adalah anak pertama opung. Opung laki-laki uum adalah anak pertama dari opungnya ayah. Jadi... uum adalah cucu pertama opung laki-laki uum, cucu pertama dari opungnya ayah. Pas tahu ini, uum jadi semangat banget buat tahu segala hal tentang keluarga ayah. Karena uum enggak mau ketika adik-adik uum nanya, uum enggak tahu. Maluuuuuu >< 

Oh iya biar enggak menimbulkan kesalahpahaman, panggilan ayah sari, mama sari atau opung sari bukan bermaksud mendiskriminasi anak-anak selanjutnya. Ternyata itu salah satu adat batak. jadi orang tua akan di panggil berdasarkan nama anak pertamanya. Memang Batak menganut sistem patrialinear, dimana yang dapat menurunkan marga adalah anak laki-laki. Tapi untuk masalah hierarki kekeluargaan, anak pertama tetap menjadi yang paling dihormati.

pesan untuk ayah : "Ayah, sari pengen dengar ayah nyanyiin lagu ini lagi. seneng banget rasanya pas tahu arti lagu ini. Makasih ayah :D"

*Boru Panggoaran = Anak Perempuan Tertua.

Share:

1 komentar

  1. Terharu bacanya...
    Saya juga dulu sering dinyanyiin ayah lagu yang gak tau artinya, sampe sekarang pun masih gak tau :)
    Salam buat Ayah Umroh dan kedua adik :)

    BalasHapus

Apa yang kamu pikirkan tentang tulisan di atas? Beri komentar di bawah, ya, teman-teman.