Sejak aku lahir, aku sering ditanya, "Kenapa, sih, kamu gak jadi model aja? Sayang, punya bakat dan modal buat kaya, kok, gak dimanfaatin." Pertanyaan-pertanyaan itu bukan keluar dari orang tuaku, tapi dari orang-orang
Hinata Umi's Work
"Research is what i am doing when I don't know what am I doing." -Wernher von Braun- * * * Mungkin sebagian teman-teman di sini sudah tidak asing lagi dengan kata riset. Apa
In puisi
Aku
By Hinata Umi
3:47:00 AM Aku sebongkah khayal yang menyebrangi semesta menembus batas yang telah digariskan melupakan segenap keindahan yang telah tercipta Asa tak bertuan memeluk kesepian diri Hampa Mencoba mengais harap yang pupus cenderung putus Andai mencoba
In puisi
Muslim Fanatik
By Hinata Umi
10:46:00 AM Menjadi muslim itu harus Fanatik. Fanatik tidak hanya pada cara berpakaian Fanatik tidak hanya pada cara beribadah Fanatik tidak hanya pada amal, ibadah dan perintah yang disuka saja Kita harus fanatik pada ajaran
In artikel
[ARTIKEL] Logic in Love: Sepenting Apakah?
By Hinata Umi
11:58:00 PM "Kalau cinta mengutamakan logika, mungkin kini aku belum menikah." -Umroh, 2018- *** Setiap buka FB, aku selalu menemukan hal-hal menarik untuk diceritakan disini. Baik sebagai catatan untuk diriku di masa depan atau untuk
In artikel
[ARTIKEL] Unmet Expectation
By Hinata Umi
9:39:00 PM "Seorang istri itu harus cantik di rumah. Dandan. Biar suami ga meleng!" - Seorang Ibu Menanggapi Fenomena Pelakor - * * * Jadi, ada banyak sekali fenomena aneh belakangan ini yang menyerang lini
In artikel
[ARTIKEL] Bersabarlah Dalam Merawat Orang Tuamu
By Hinata Umi
2:47:00 PM "Orang tua itu, semakin tua, dia semakin rewel. Semuanya salah, yang bener pun salah." - some novel that I have read but don't remember the title - *** Umur kamu sekarang berapa sih?
In puisi
Kamuflase
By Hinata Umi
1:27:00 AM Kadang, kau melupakan kenyataan bahwa apa yang kau lihat tidak seperti apa yang mereka katakan. Tersenyum seindah bunga di pagi hari musim semi. Lalu berkata baik-baik saja. Padahal tak mampu lagi sudah menahan
In puisi
[PUISI] Malam Larut
By Hinata Umi
6:49:00 AM Beranjak tidur Kutatap matamu yang terpejam damai Mengingat kembali cengkrama renyah kita sore tadi tentang gaya apa yang sedang tenar Malam semakin larut Tapi aku masih di sini Tak jua bisa memejamkan mata
In puisi
Kering
By Hinata Umi
5:54:00 AM Lahan yang kau beli semakin mengering. Pernahkah kau peduli untuk menyiraminya? Lahan yang kau beli semakin usang. Perlahan tak laagi sesubur ketika kau membelinya. Pernahkah kau terpikir ia butuh pupuk yang sehat? Pun
In puisi
Malam
By Hinata Umi
6:30:00 PM Mana ... Bagaimana mungkin malam selalu cepat berlalu? Bagaimana mungkin ia tak mengjinkanku untuk menikmati sendu gelapnya? Bagaimana .. Bagaimana mungkin ia benar-benar cepat berlalu? Ia berlalu begitu saja, berlalu seolah tak ada
In puisi
Campur Aduk
By Hinata Umi
4:01:00 PM Perasaanku benar-benar campur aduk Tanah, air, bisa, pohon, dedaunan, hujan, susu, kopi, angin, badai, cinta Lalu terbuang percuma Melambaikan tangan lalu menghempas ke alam Menatap hidup lalu tak tahu arah kemana Galau. Tak
In puisi
Hujan
By Hinata Umi
5:14:00 PM Hujan ... Katamu Hujan sama seperti Cinta. Menunggu dia datang sama sulitnya seperti menunggu dia berhenti. Kau hanya bisa berharap. Kau hanya bisa menunggu tanpa melakukan apa-apa. Menatapnya tanpa benar-benar terlibat langsung dengannya.
In puisi
Waktu
By Hinata Umi
4:07:00 PM Andai ada permainan waktu dalam hubungan kita, maka waktu sungguh permainan yang kejam. Kita dipertemukan lalu dipisahkan seolah tak bersua. Sekeras apapun kita berusaha untuk bersatu bukan juga satu yang kita tuju. Aku