Kamuflase
Kadang, kau melupakan kenyataan bahwa apa yang kau lihat tidak seperti apa yang mereka katakan. Tersenyum seindah bunga di pagi hari musim semi. Lalu berkata baik-baik saja. Padahal tak mampu lagi sudah menahan sakit dan peri di dada hingga akhirnya mati rasa.
Mereka berkata kita semua oke kok. Kita begini dan begitu. Lalu seperti ini dan seperti itu. Tapi kau lupa bahwa cerita memiliki bingkai subjektifitas. Bingkai yang menutup penglihatanmu dari cerita utuh. Bingkai yang hanya membiarkanmu melihat isi bingkai bukan apa yang sesungguhnya terjadi.
Ingat film Marlena? Kisah nyata kupretmu! Mana ada kisah nyata di tangan sutradara. Bahkan cerita yang mereka suguhkan adalah subjektifitas sutradara atas cerita yang ada. Kau kira mereka senaif itu memunculkan seluruhnya ke permukaan? Apa kabar pasar?
Mana ada pasar yang suka dengan penderitaan. Pasar hanya tahu mereka butuh asupan. Asupan drama. Lalu ketika mereoa tahu ada apa di balik bingkai itu sebenarnya, di balik subjektifitas itu sebenarnya, mereka hanya akan diam dan berkata ...
"Semangat ya!"
Tanpa bisa berbuat apa-apa!
Bacot!!!!!!!!!
0 komentar
Apa yang kamu pikirkan tentang tulisan di atas? Beri komentar di bawah, ya, teman-teman.