Who is The Real Me?
"Just be true to yourself."
- Sincerely, Me -
Sejujurnya, untuk saat ini, pernyataan di atas merupakan pernyataan yang bisa kuanggap sebagai pernyataan yang naif, kalau tak ingin kusebut bodoh. Pernyataan yang terkadang membuatku merasa ingin tertawa jahat tepat di depan orang yang menyatakan itu kepadaku. Dalam hati aku malah akan berkata dengan sangat tegas,
"Serius? Gue boleh jadi diri sendiri? Atau gue harus jadi diri sendiri yang sesuai dengan persepsi lo tentang gue? Jangan sok baik deh."
But, in the end, I don't have the courage to say that.
Kenapa aku tak bisa menyatakan hal itu pada mereka? Kenapa? Sederhana, karena mereka tak akan pernah bisa menerima sisi diriku yang tidak mereka kenal. Kita menyebut itu sebagai "Topeng". Kenapa aku mengenakan "Topeng"? Karena tak ada yang suka dengan wajah dibalik topeng itu.
Sederhananya, semua orang tidak suka dengan wajah siapapun di balik "Topeng" itu. "Topeng" itu adalah topeng manusia ideal untuk mereka. Ada yang memilih untuk mengenakan topeng yang diberikan padanya, ada yang tidak. Pemilik topeng hanya akan 'tinggal' dengan orang-orang yang mau memakai dengan 'tulus' topeng yang diberikan padanya .
Setiap orang, ketika akan keluar rumah, menggenggam berbagai macam "Topeng" di tangannya. Topeng-topeng itu nantinya akan ia pasangkan pada orang-orang yang ia temui. Topeng ini akan dipasangkan sesuai dengan definisi dan impresi yang ia dapatkan ketika bertemu seseorang tersebut untuk pertama kali.
Misal, ketika Rani bertemu denganku dulu, dia memasangkan "Topeng Ceria" padaku. Ketika dulu aku bertemu dengan Arif, ia memasangkan "Topeng Anak Baik" padaku. Amaya, dulu memasangkan "Topeng Polos" padaku. Jojo, dulu memasangkan "Topeng Gadis Kuat" padaku. Tapi ketika akhirnya mereka semakin sering berinteraksi denganku dan menemukan bahwa wajah di balik "Topeng" itu tak se'baik', tak se'kuat', tak se'ceria', tak se'polos' itu, mereka shock. Sebagian dari mereka memilih pergi, sebagian lagi tinggal.
But, those are not my only mask. There's more than that.
Mereka lupa bahwa aku yang polos, kuat, ceria, baik hanya merupakan sebagian dari diriku yang aku terima dari "Topeng" yang mereka berikan padaku. Ya... aku tak mengelak bahwa topeng-topeng itu memang diriku. Aku bisa bertingkah begitu karena memang aku memiliki sifat-sifat itu.
Hanya saja, semuanya menjadi sangat menyebalkan ketika kalimat, "Gue menerima lo apa adanya. Maka dari itu, jadi diri lo sendiri aja!" Omong kosong! Bagiku, kalimat ini omong kosong. Mereka bisa menerimaku apa adanya sesuai dengan definisi mereka tentangku.
Umroh yang kalian kenal, adalah Umroh yang membuat kalian terpesona. Membuat kalian terinspirasi. Yang mau membantu kalian. Yang kuat. Yang mampu memotivasi. Yang mampu membuat kalian tersenyum. Yang selalu ceria. Yang selalu mampu membawa diri. Yang mampu beradaptasi. Yang selalu mau mendengarkan cerita kalian. Yang ga masalah jika ceritanya tidak didengarkan. Yang selalu mikirin orang lain. Yang selalu ga mentingin diri sendiri. Yang selalu peduli. Yang polos. Yang baik hati. Yang membuat kalian merasa spesial.
Yap, that's all my label from another people.
Yap, that is me.
Aku ga bakal protes. Seneng kok rasanya mendapatkan label sebaik itu dari kalian semua. Tapi, dari lubuk hatiku yang paling dalam, aku minta, jangan minta aku untuk menjadi diri sendiri. Permintaan itu sungguh sangat sulit untuk kupenuhi. Karena aku tahu, the momment I show you my real face, the face behind the mask, you will leave me.
Kenapa aku tak bisa menyatakan hal itu pada mereka? Kenapa? Sederhana, karena mereka tak akan pernah bisa menerima sisi diriku yang tidak mereka kenal. Kita menyebut itu sebagai "Topeng". Kenapa aku mengenakan "Topeng"? Karena tak ada yang suka dengan wajah dibalik topeng itu.
Sederhananya, semua orang tidak suka dengan wajah siapapun di balik "Topeng" itu. "Topeng" itu adalah topeng manusia ideal untuk mereka. Ada yang memilih untuk mengenakan topeng yang diberikan padanya, ada yang tidak. Pemilik topeng hanya akan 'tinggal' dengan orang-orang yang mau memakai dengan 'tulus' topeng yang diberikan padanya .
Setiap orang, ketika akan keluar rumah, menggenggam berbagai macam "Topeng" di tangannya. Topeng-topeng itu nantinya akan ia pasangkan pada orang-orang yang ia temui. Topeng ini akan dipasangkan sesuai dengan definisi dan impresi yang ia dapatkan ketika bertemu seseorang tersebut untuk pertama kali.
Misal, ketika Rani bertemu denganku dulu, dia memasangkan "Topeng Ceria" padaku. Ketika dulu aku bertemu dengan Arif, ia memasangkan "Topeng Anak Baik" padaku. Amaya, dulu memasangkan "Topeng Polos" padaku. Jojo, dulu memasangkan "Topeng Gadis Kuat" padaku. Tapi ketika akhirnya mereka semakin sering berinteraksi denganku dan menemukan bahwa wajah di balik "Topeng" itu tak se'baik', tak se'kuat', tak se'ceria', tak se'polos' itu, mereka shock. Sebagian dari mereka memilih pergi, sebagian lagi tinggal.
But, those are not my only mask. There's more than that.
Mereka lupa bahwa aku yang polos, kuat, ceria, baik hanya merupakan sebagian dari diriku yang aku terima dari "Topeng" yang mereka berikan padaku. Ya... aku tak mengelak bahwa topeng-topeng itu memang diriku. Aku bisa bertingkah begitu karena memang aku memiliki sifat-sifat itu.
Hanya saja, semuanya menjadi sangat menyebalkan ketika kalimat, "Gue menerima lo apa adanya. Maka dari itu, jadi diri lo sendiri aja!" Omong kosong! Bagiku, kalimat ini omong kosong. Mereka bisa menerimaku apa adanya sesuai dengan definisi mereka tentangku.
Umroh yang kalian kenal, adalah Umroh yang membuat kalian terpesona. Membuat kalian terinspirasi. Yang mau membantu kalian. Yang kuat. Yang mampu memotivasi. Yang mampu membuat kalian tersenyum. Yang selalu ceria. Yang selalu mampu membawa diri. Yang mampu beradaptasi. Yang selalu mau mendengarkan cerita kalian. Yang ga masalah jika ceritanya tidak didengarkan. Yang selalu mikirin orang lain. Yang selalu ga mentingin diri sendiri. Yang selalu peduli. Yang polos. Yang baik hati. Yang membuat kalian merasa spesial.
Yap, that's all my label from another people.
Yap, that is me.
Aku ga bakal protes. Seneng kok rasanya mendapatkan label sebaik itu dari kalian semua. Tapi, dari lubuk hatiku yang paling dalam, aku minta, jangan minta aku untuk menjadi diri sendiri. Permintaan itu sungguh sangat sulit untuk kupenuhi. Karena aku tahu, the momment I show you my real face, the face behind the mask, you will leave me.
Hanya permintaan itu saja yang kuminta dari kalian, terima kasih.
Sincerely, Me.
Sincerely, Me.
Tags:
artikel
0 komentar
Apa yang kamu pikirkan tentang tulisan di atas? Beri komentar di bawah, ya, teman-teman.