Peduli Hanya Pada Yang Butuh Saja
"Those who are heartless, once cared too much."
- Heru-San, in his quote at his Facebook profile -
Sedikit banyaknya aku setuju dengan kalimat ini. Dulu aku memilih untuk tidak pilih-pilih orang untuk menunjukkan kepedulian. Tidak memilah-milah, siapa yang butuh, siapa yang tidak.
Everyone deserves my care.
Setidaknya begitulah pikirku dahulu.
Hal ini membuatku dilabeli dengan si Tukang-ikut-campur-urusan-orang. Si Kepo, katanya. Si Sok Peduli, katanya. Yah... dahulu, aku sangat terbiasa dengan julukan itu. Anggap saja dahulu aku terlalu berlebihan dalam menunjukkan rasa kasihku kepada orang lain. Anggap saja, aku intoleran terhadap yah, kebutuhan dan ketidakbutuhan orang lain.
Namun, seiring waktu berjalan, aku menemukan banyak sekali kenyataan yang membuatku belajar. Seperti, ada orang yang memang tidak perlu dipedulikan. Ada orang yang bisa bergerak sendiri. Ada orang yang membutuhkan dorongan. Ada yang tidak. Ya, ada orang-orang seperti itu dalam kehidupanku. Singkatnya, aku belajar bahwa, kebutuhan setiap orang di dunia ini... berbeda.
Lalu, sedikit demi sedikit aku mulai berubah. Mencoba menempatkan diriku sesuai porsi di tengah masyarakat. Bergerak hanya ketika dibutuhkan, membantu hanya ketika diminta. Memandang jika dan hanya jika diajak bicara. Mendengarkan jika dan hanya jika diminta untuk mendengar.
Lalu, mereka masih saja mengatakan bahwa aku, mengganggu urusan orang lain. Masih saja disebut sebagai orang yang Care-too-much. Oke. Aku semakin menumpulkan perasaanku. Aku mengabaikan kode-kode yang mereka berikan padaku. Melewatkan setiap kesempatan yang mereka bilang ingin berkumpul namun hanya kedok untuk pesta pora itu. Melewati begitu saja kerumunan orang yang dahulu merupakan 'teman'ku tanpa menatap ke arah mereka sedikitpun. Mengabaikan panggilan, menatap sinis orang-orang. Tidak peduli.
Hingga pada satu titik, aku sudah tidak peduli lagi dengan manusia. Hingga akhirnya, tak ada lagi rasa peduli yang tersisa. Hatiku langsung saja tumpul. Ada yang mengajakku untuk curhat kuabaikan sampai akhirnya dia bilang ia ingin curhat, itupun kuusir. Ada ingin mengajakku jalan, kutolak dengan alasan aku sibuk. Ada yang ingin memanggilku tak kudengarkan hingga mereka akhirnya berlalu dengan sendirinya. Aku terganggu.
Aku tahu mereka ingin bercerita dengan kode wajah sumringah,
lalu aku menghancurkan harapan mereka akan didengarkan. Aku tahu mereka
ingin dipuji lalu aku hanya melengos setelah mereka bercerita tanpa
memberikan sedikitpun apresiasi pada apa yang telah mereka lakukan. Aku
tahu mereka membutuhkan perhatian lalu aku hanya menganggap mereka
nyamuk kecil yang harusnya diabaikan saja keberadaannya. Yang terjadi
selanjutnya? Protes! Kamu kok gitu sih, Um? Menyebalkan sekali bukan?
Aku, sekarang berada dalam kondisi masa-bodo. Lebih rugi mereka daripada aku. Aku, hanya kehilangan orang yang kucintai. Dengan se-ijin Tuhan dan se-ijinku sendiri, aku bisa mencintai siapa saja. Sedangkan mereka? Mereka kehilangan orang yang mencintai mereka sepenuh hati. Mereka menyia-nyiakan orang yang menyayangi mereka. Itu sungguh sangat merugikan.
Hanya teman yang loyal yang kupertahankan dan itupun kuusir perlahan. Aku ingat pertanyaan itu, " kau ga kesepian, Um?" Dan aku hanya bisa tersenyum. Kesepian yang bagaimana? Bukankah kalian yang minta kutinggalkan? Daripada aku, bukankah kalian yang kesepian?
Lalu, apakah aku berhenti mempedulikan orang lain? Tidak!
Sekarang aku menjadi seorang gadis yang picky. Memilah siapa yang kupedulikan, siapa yang kuabaikan. Akan lebih baik begitu daripada aku obral lalu mereka mengganggu hidupku. Sekarang, hidupku bahagia. Hanya ada orang-orang yang kuijinkan tinggal saja. Hanya ada orang-orang yang menyayangiku dan kusayangi. Dari pada aku ngedumel melulu toh. :)
Sekarang aku menjadi seorang gadis yang picky. Memilah siapa yang kupedulikan, siapa yang kuabaikan. Akan lebih baik begitu daripada aku obral lalu mereka mengganggu hidupku. Sekarang, hidupku bahagia. Hanya ada orang-orang yang kuijinkan tinggal saja. Hanya ada orang-orang yang menyayangiku dan kusayangi. Dari pada aku ngedumel melulu toh. :)
Tags:
artikel
0 komentar
Apa yang kamu pikirkan tentang tulisan di atas? Beri komentar di bawah, ya, teman-teman.