Hinata Umi's Work

Jurnalku Di Negeri Para Nabi : Madinah

Madinah, Kota di mana Rasulullah menggunakan tangannya sendiri saat membangunnya. Kota yang menjadi pusat dari kebangkitan islam pada masa Rasulullah Salallahu ‘alaihi wa salam. Kota ini dahulu menjadi kota pertama yang menyambut islam dengan tangan terbuka. Dimana kaum Anshar dan kaum Muhajjirin akhirnya bertemu dan berkeluarga dipersatukan dalam indahnya Islam. Kota ini adalah saksi perjuangan Rasulullah dalam membangun peradaban dari nol hingga menjadi puncak kejayaannya pada Fathul Makkah.

Oke, setelah Uum menapak tilas kembali beberapa postingan Uum belakangan ini sepertinya dipenuhi dengan berbagai kegalauan yang tidak sehat untuk temen-temen yang baca. Maka dari itu, Uum akan membuat Mini jurnal, jalan-jalan Uum selama di Negeri para Nabi. Tadinya, catatan ini ingin Uum ceritakan secara langsung kepada teman-teman yang ingin tahu. Namun ternyata, saat bercerita, kebanyakan orang ingin mendengar ceritanya dari awal hingga akhir. Tak ada yang suka dengan cerita yang acak. Sementara Uum, termasuk yang sulit bercerita secara runut jika tidak melalui tulisan. Jadi, dari situlah, tulisan ini berawal.


Di negeri para Nabi, Uum pertama kali menginjakkan kaki di Madinah. Tempat pertama yang dikunjungi sekaligus menjadi pembuka jalan Uum menapak tilas dua kota bersejarah bagi seluruh muslim di dunia. Banyak sekali sebenarnya tempat bersejarah di kota ini. Seperti : Maqam Baqi (sekarang sudah diratakan dan lebih mirip dengan kuburan massal, untuk menghindari bid'ah pengkeramatan maqam), gunung Uhud, Parit Khandaq (yang sekarang sudah berubah menjadi jalan raya) dan lain-lain. Namun, karena waktu yang sangat sedikit, Uum tidak berhasil mengunjungi semuanya.

Pada kesempatan ini, Uum sempat menapak tilas beberapa tempat yang juga menjadi saksi keindahan islam pada masa itu. Berikut adalah tempat tempat yang saya kunjungi selama di tanah kebangkitan ini:


Masjidil Nabawi 
Ada yang tidak tahu dengan tempat ini? Ini merupakan masjid di Madinah tempat di mana Rasulullah Salallahu ‘alaihi wa salam sering sekali melangsungkan shalat berjama’ah. Masjid ini dahulu merupakan masjid yang bertetanggaan langsung dengan beliau. Percaya atau tidak, rumah istri beliau yang paling muda, yaitu Ummu A’isyah Radiallahu Anhu berada tepat di samping masjid ini yang sekarang, berubah fungsi menjadi maqam Rasulullah.


Raudhah 
Raudhah ini merupakan tempat (yang katanya) di mana doa setiap muslim di tempat itu di ijabah oleh Allah Subhana wa ta’ala. Letak Raudhah ini berada di dalam masjid Nabawi agak ke tengah. Tepat di samping maqam Rasulullah Salallahu ‘Alaihi Wasalam dan maqam sahabatnya. Berada di tengah antara maqam-maqam tersebut dengan mimbar Rasulullah. Posisi Raudhah ini ditandai dengan karpet hijau. Hampir di seluruh tempat di dalam Masjid Nabawi berkarpet merah, kecuali tempat di mana Raudhah berada. Katanya kalau berdoa di tempat ini, akan di ijabah doanya oleh Allah Subhanahu wa ta’ala. Mengikuti isi riwayat hadits ini nih:


Haditsh riwayat Abu Hurairah. Rasulullah bersabda : “Diantara rumah dan mimbarku adalah taman dari taman-taman surge, dan mimbarku di atas telingaku”


Tapi hati-hati, yang ingin berdoa bukan cuma kamu seorang. Soalnya saat Uum ke Raudhah, kondisinya sungguh sangat ramai dan berdesak-desakan. Persis mirip kalau di Indonesia lagi antri ambil BLT. Padat. Hanya saran untuk teman-teman yang mau ke sana, terutama yang muslimah, jangan saat malam jum'at. Mungkin karena gabungan faedah malam jum'at dan Raudhah-nya sendiri, jadinya benar-benar sangat ramai. Untuk yang membawa orang tua, disarankan berhati-hati. Soalnya saat muslimah masuk, kondisinya benar-benar ramai.

Oh iya, Raudhah ini buka di tiga waktu untuk muslimah (soalnya posisinya di tempat sholat Muslim) dari abis shubuh sampai jam 10 pagi, lanjut ba'da dzuhur sampai sebelum ashar, dan terakhir dari abis isya sampai jam 10 malam. Sementara untuk yang muslim, jangan khawatir, Raudhah terbuka selalu.

Maqam Rasulullah
Maqam Rasulullah ini terdapat tepat di depan pintu masuk Rawdhah. Maqam Rasulullah berbentuk kotak dan dipagari dengan pagar berwarna hijau dibagian atasnya serta emas di bagian jeruji penghalangnya. Perempuan dilarang mendekat ke maqam bahkan dibatasi dengan pembatas. Maqam ini dulunya adalah rumah Ummu A’isyah. Rumah yang sekaligus menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi Rasulullah Salallahu ‘alaihi wa salam. Menurut riwayat, dahulu Rasulullah sebelum meninggal mewasiatkan kepada sahabatnya, untuk dimakamkan di tempat di mana beliau meninggal. Jadilah tempat ini menjadi tempat peristirahatan terakhir beliau.

Lokasi Perang Khandaq
Di tempat ini kami hanya lewat sebentar saja. Lokasi perang khandaq sendiri sudah diubah menjadi jalan oleh pemerintah Arab Saudi. Jika tidak memperhatikan dengan seksama, tidak akan tahu di mana posisinya. Mungkin bisa jadi penanda untuk kita, parit ini berada di sekitar Masjid Khamsah.

Lokasi Perang Uhud
Di sini ada tiga lokasi penting dalam perang Uhud yaitu Jabal Rumat, Makam para syuhada Uhud dan Jabal Uhud-nya sendiri. Jika kita tarik ke belakang lagi, posisi Gunung Uhud ini dikatakan sebagai pelindung pasukan kaum muslimin ketika mereka terkena serangan balik dari pasukan kaum Quraish.

Ketika itu, setelah kemenangan di perang Badr, kaum muslimin mendapat ajakan peperangan kembali dari kaum Quraish. Sebagai taktik perang, Rasulullah menempatkan sekelompok pasukan memanah di Jabal Rumat(letaknya tidak seberapa jauh dari Gunung Uhud). Rasulullah memerintahkan pada pasukan pemanah tersebut untuk tidak meninggalkan pos mereka apapun yang terjadi, baik mereka menang maupun kalah, sampai Rasulullah sendiri yang memerintahkan mereka untuk turun.

Sayangnya, ketika akhirnya kaum muslimin menang di bawah, kaum Quraish terpukul mundur dan meninggalkan harta-hartanya. Melihat harta rampasan perang yang sedemikian banyak serta kemenangan yang telah diraih oleh kaum muslimin, pasukan pemanah di Jabal Rumat tergiur. Padahal saat itu belum ada perintah dari Rasulullah untuk turun dari Jabal Rumat.

Benar saja, serangan balik terjadi akibat keserakahan kaum Muslimim yang melanggar perintah Rasulullah Salallahu wa salam untuk tidak meninggalkan pos jaga di Jabal Rumat. Sehingga kaum Quraish dapat menyerang dari sisi Jabal Rumat. Akibatnya banyak sekali syahid di pihak kaum Muslimin, termasuk paman Rasulullah, Hamzah bin Abdul Muthalib. Jika tidak ada gunung Uhud yang melindungi mereka di sisi belakang mungkin saja saat itu kaum muslimin terkepung dan kalah. Cerita ini diabadikan di Qur'an Loh, di surat Ali-Imran : 140-179.

Begitulah 70 kaum muslimin syahid di medan perang Uhud dikuburkan di lereng gunung Uhud. Tahu enggak? Katanya, jika kita mensholatkan mayat, melaksanakan fadhu kifayah dan sholat jenazah, kita mendapatkan pahala sebesar gunung Uhud loh!

Masjid Quba
Masjid ini merupakan masjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah untuk kaum muslimin. Masjid ini jaraknya tidak terlalu jauh dari Masjid Nabawi. Bagian dalamnya cukup megah. Bagian dalam dari masjid ini terdiri dari dua bagian, bagian yang sudah dipugarkan oleh pemerintah Saudi Arabia sebagai perluasan daerah masjid serta bagian yang masih asli dibangun oleh tangan Rasulullah sendiri. Bagian ini ditandai dengan adanya jala-jala. Perempuan tidak dapat masuk ke dalam tempat yang dibangun lansung oleh Rasul karena tempat tersebut merupakan bagian dari tempat sholat kaum adam.

Kebun Kurma
Tempat ini adalah tempat di mana turis membeli oleh-oleh berupa kurma. Kita bisa makan kurma sepuas-puasnya di sini. Selama tidak kita bawa pulang dan dimakan di tempat, kurma-kurma tersebut halal untuk kita makan.

Masjid Qiblata’in (Mesjid dua kiblat)
Masjid ini adalah satu-satunya masjid yang sempat merasakan kiblat dari dua tempat, yaitu Masjid Al-Aqsa di Palestina dan Ka’bah. Letak dari masjid ini juga tak terlalu jauh dari masjid Nabawi. Di salah satu riwayat, saat itu Rasulullah dan para sahabat sedang shalat di dalam masjid ini dengan kiblat mengarah ke masjid Al-Aqsa. Lalu di tengah shalat, Rasulullah mendapatkan wahyu dari Allah Subhanahu wa ta’ala untuk memindahkan kiblat ke Ka’bah. Setelah wahyu turun, Rasulullah mengumumkan kepada para sahabat yang seluruhnya segera memindahkan kiblat mereka ke arah Ka’bah tanpa menghentikan shalat. Keren kan?

Miqot di Bier Ali
Sebelum melaksanakan Umroh, seluruh jemaah harus melakukan miqat terlebih dahulu. Ada banyak sekali sebenarnya tempat miqat (tempat awal meniatkan diri ber-umroh) yang dicontohkan oleh Rasulullah. Nah Miqat di Bier Ali ini adalah tempat miqat terjauh Rasulullah saat melaksanakan Umroh. Selain Bier Ali masih ada Masjid Ji'ranah, dan Masjid Tan'in.

Nah, Itu adalah tempat-tempat yang Uum kunjungi selama di Madinah. Bagi teman-teman yang akan ke sana, mungkin catatan ini bisa jadi tambahan cerita untuk kalian :)

Oh iya, banyak orang arab di Madinah, bisa menggunakan bahasa Indonesia sederhana. Umumnya mereka menggunakannya saat berdagang. Ingat, jangan keterlaluan menawar harga yah teman-teman, kalau tidak mau disebut 'pelit'. :))

Share:

0 komentar

Apa yang kamu pikirkan tentang tulisan di atas? Beri komentar di bawah, ya, teman-teman.