Open Your Eyes!
Hai Guys, hari ini uum akan
membahas yang sedikit berat. Hal yang paling jarang uum lakukan. Okay. Let’s
see!!
Tulisan ini berawal pada tanggal
20 april kemarin malam, Cindy mengajak uum untuk mengikuti acara dari UKM KSM
UI. Acara jalan-jalan UKM tersebut. Yah... daripada bosan di kosan, uum memilih
ikut. Jalan-jalannya ke Bogor. Berangkat naik kereta paling malam, dan pulang ke-esokannya naik kereta paling
pagi. Uum tidak pernah naik kereta malam
seperti itu, dan tidak pernah pula naik kereta sepagi itu. Ya... ini jelas
pengalaman pertama untuk uum. Singkat kata singkat cerita, uum belajar banyak
dari perjalanan tersebut. Perjalanan tersebut membuka mata uum lebar-lebar,
bahwa negara ini memang masih belum membuka mata terhadap keadaan rakyatnya
sendiri.
Beberapa hari yang lalu uum
membaca sebuah artikel, kereta ekonomi akan di tiadakan oleh PT. KAI. Saat
membaca artikel tersbut, yang memaparkan dengan jelas alasan PT.KAI meniadakan
kereta ekonomi tersebut, uum berpikir, “ yah.. jjika memang begitu kenyataannya
dan memang begitu sulitnya, kenapa tidak.” Sesaat uum berpikir ini tidak
memberi pengaruh apapun.
Pemikiran itu langsung tertindas
saat uum melihat kenyataan di lapangan. Yah... uum tidak menggantungkan hidup
uum pada kereta ekonomi ini. Kenyataan bahwa banyak sekali orang yang sangat
menggantungkan hidupnya pada kereta ini menampar uum keras. Yah.. mereka
menggantungkan harapan besar pada kereta tersebut. Pada sebuah kereta dengan
gerbong reyot, yang pintunya bahkan tidak tertutup sama sekali dan membahayakan
penumpang. Pada sebuah kereta yang selalu padat pada hampir setiap kesempatan,
yang memiliki tingkat keamanan dan
kenyamanan yang sungguh rendah jika dibandingkan dengan kereta Commuter Line.
Pada sebuah kereta yang fasilitasnya-pun tak lagi dapat dikatakan sebuah
kereta.
Yah... untuk mereka kereta
ekonomi yang seperti itu saja sudah menyelamatkan hidup mereka dari harus
bersusah payah naik angkot atau menyewa kendaraan untuk mengangkut barang
dagangan mereka yang cukup berat. Bayangkan saja, setiap pagi dan malam mereka
harus membawa beban berat dagangan mereka. Pagi hari untuk mereka jual ke pasar
berharap ada yang membeli. Malam hari pulang dengan uang jika terjual atau
kembali meninting barang dagangan tersebut ke rumah dalam keadaan letih. Yah..
Ironis sekali.
Saat ini uum sadar, yah...
Indonesia ini masih butuh perbaikan. Warganya masih butuh untuk membuka mata.
Mungkin di luar sana, masih banyak orang-orang seperti uum yang tidak “ngeh”
dengan keadaan sekitar dan perlu dibukakan matanya.
Tags:
pengalaman
6 komentar
bener um.. bahkan perbandingan harganya pun jauh drastis. el naik kereta ekonomi seharga 1500 pas pulang dari acara di sarinah. dan pernah el naik commuter line setahun lalu itu pas harganya masih 6500. sedangkan sekarang harganya sudah 9000. ironis banget. kereta ekonomi pun kalau ga berhati hati bisa celaka, karena berentiya tuh hanya satu menit. makanya semua orang yg mau keangkut harus desak desakan dan rela kepentok sana sini kalau keretanya udah terlanjur jalan.
BalasHapusitu belum lagi kalo ada kejadian sikut sana sikut sininya el. belum juga kalo jatoh, belum juga kalo kelempar, aahhh... ga ada amannya, tapii... mereka menggantungkan hidup mereka pada kereta itu el... haah.... *narik nafas dalam-dalam*
Hapusiyaa um. kasihan banget kalau ngeliat yang kayak gitu. kalo sikut sana sikut sini alhamdulillah ga pernah kejadian, tapi yang kejadian itu pas mau naik ke kereta eeehh keretanya udah langsung jalan. alhasil pas mau naek tuh narik tasnya bang glen dulu + kepentok pintu kereta. 2 minggu tangannya biru -__- gimana mereka yang tiap hari harus kayak gitu yaak?? kebayang sakit dan panasnya di dalem kereta karena desak desakan
HapusSerius? Parah banget... Iya.. kemaren juga harus lompat dan dorong orang buat turun.. >< serem..
HapusMerenung Um...rakyat kecil mau dikebiri oleh pemerinahnya kayaknya..
BalasHapusIya bang.. Tapi kita juga ga bisa berbuat apa-apa. Biaya disana-sini tuh mahal bg. Ga ngerti lagi juga ini mau gimana lagi.
HapusApa yang kamu pikirkan tentang tulisan di atas? Beri komentar di bawah, ya, teman-teman.