Hinata Umi's Work

Sejarah... The Part Of Our Life

Well, alhamdulillah uum dapet ide nih buat tulisan hari ini. haha. Rasanya uum seneng banget..
ide ini muncul saat uum saat uum sedang membereskan kembali tumpukan buku-buku SMA yang ternyata masih di simpen sama mama. Sungguh ajaib, mengingat mama merupakan orang yang sangat tidak suka dengan bebukuan *tumpukan buku maksudnya*. Nah, saat uum sedang beberes, terlihat sebuah buku yang amat familiar. Buku yang uum baca berulang kali saat 3 tahun masa SMA uum. Buku Sejarah kelas X. Ntah kenapa uum seneng banget sama buku sejarah yang satu ini. Singkat kata singkat cerita, uum meninggalkan niatan beberes rumah karena ingin ngebaca tuh buku sekali lagi sebelum di masukkan ke perpustakaan mini buatan ayah. (setelah masuk perpustakaan, nih buku tak akan pernah tersentuh dan berubah menjadi artefak berdebu).


pas baca tuh buku uum tertari sama salah satu topik yang di bahas buku ini. Jadi katanya sejarah itu bisa di lihat dari berbagai macam sudut pandang :
1. Sejarah sebagai peristiwa

Sejarah sebagai peristiwa
Inget enggak tulisan uum yang judulnya cukup berbaik sangka saja ?? ini merupakan salah satu sejarahnya uum yang dapat di visualisasikan menjadi sejarah sebagai peristiwa. Mengapa? menurut buku yang uum baca itu, sejarah sebagai peristiwa terjadi atas 2 kondisi, yang pertama, berkaitan dengan manusia dan yang kedua, dapat dikaitkan dengan peristiwa lain. Di posting yang tadi itu kan uum   nyeritain tentang respon temen-temen uum terhadap apa yang terjadi sama uum. Itulah salah satu contoh sejarah sebagai peristiwa. Ada hubungan sebab-akibat disana.

2. Sejarah Sebagai Kisah

Sejarah sebagai suatu kisah
Kalau yang ini, merupakan sejarah yang di tuturkan atau di ceritakan. Sejarah itu merupakan kejadian yang telah terjadi di masa sebelum saat ini. Walau itu hanya beberapa detik yang lalupun sebenarnya itu sudah menjadi sejarah. Tapi, sebagai kisah, sejarah tidak mengungkapkan kejadian demi kejadian yang terjadi setiap detik. Tidak. Sejarah sebagai kisah bersifat subjektif. Kenapa? karena umumnya kisah itu akan di ceritakan sesuai keinginan pencerita.
ada yang tahu enggak apa aja sih yang dilakukan bung Karno dalam kesehariannya secara men-detail? enggak kan? Apa aja yang pernah kita dengar tentang bung karno? pidato, kegiatan kenegaraan, perjuangannya memerdekakan indonesia. tapi ada yang tahu enggak apa aja sih yang dilakukan bung karno saat dia sedang senggang selain bercengkrama dengan keluarganya, teman-temannya sambil minum kopi hangat? ga ada kan. ada yang pernah dengar enggak sifat buruk bung karno? enggak pernah kan? itulah sebabnya sejarah sebagai kisah itu bersifat subjektif sesuai keinginan penutur.

3. Sejarah Sebagai Ilmu

Sejarah Sebagai Ilmu
Sejarah bisa di pandang sebagai ilmu. Ini yang paling uum suka. Kenapa kita sekarang bisa punya AC? karena Willies Carrier menciptakannya. nah, tahu enggak kenapa Willies Carrier bisa buat AC? karena dia sudah mempelajarinya. kronologinya bisa dilihat disini . selain itu apa lagi yang membuat AC bisa hidup? Listrik, lampu, kipas, konduktor, kabel, dll. coba bayangkan semua alat-alat itu enggak pernah di temukan atau enggak pernah ada catatan dan dokumentasi pembuatannya. bisa dijamin kita enggak akan pernah bisa menikmati AC seperti sekarang. Disinilah sejarah sebagai ilmu berperan. berbeda dengan sejara sebagai Kisah, sejarah sebagai ilmu di ceritakan apa adanya sesuai dengan apa yang terjadi saat itu. Sehigga kesalahan-kesalahan yang telah di lakukan oleh pendahulunya tidak di ulang oleh penerusnya. asyik kan? sama kayak hidup! kita pasti akan belajar dari pengalaman toh!!

" Negara yang besar adalah negara yang menghargai Sejarahnya"
" Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah." bung Karno-Jas Merah. Pidato terakhir. 
4. Sejarah sebagai Seni
Sejarah sebagai seni

nah ini yang terakhir, Sejarah sebagai seni. Yang ini uum kurang begitu mengerti maksudnya. yang uum tangkep sejarawan untuk menceritakan sejarah harus menggunakan intuisinya untuk membayangkan apa yang terjadi pada saat kejadian itu berlangsung. Masa iya dia lagi menceritakan tentang perang diponegoro, yang dia bilang cuma " terjadilah perang." *ya... kita enggak tahu apa yang terjadi pas perang. ntah ada prajurit yang mati saat melindungi pangeran, atau pangeran berhasil lari kan kita jadi enggak tahu.
Sejarawan juga harus menggunakan emosinya untuk membawa pendengar atau pembaca seolah berada di tengah kejadian tersebut dan mengalaminya sendiri. Bayangkan kalau pak raden lagi nge-dongeng. asyik kan dengernya? yup, karena pak raden berhasil membawa emosi yang muncul atau terkandung dalam ceritanya. Pas si buto ijo marah, Pak raden akan berteriak dengan garang, saat celana buto ijo melorot, pak raden akan teriak seolah-olah malu. Hal itulah yang membuat anak-anak senang dan ikut terbuai dalam ceritanya pak Raden.
Satu lagi sejarawan harus menggunakan gaya bahasa yang baik dan benar agar dapat menggambarkan detailnya. Bayangkan aja kalo ada buku sejarah yang gaya penulisannya berantakan, pasti kita males banget bacanya kan? terkadang malah maksud yang ingin di sampaikan di cerita itu tertutupi karena penggunaan gaya bahasa yang salah. makanya penggunaan gaya bahasa sangat penting pula.

Itulah yang berhasil uum dapet dari baca buku sejarah ini tadi.

Terlepas dari bagaimana kita melihat sejarah dan menggunakan sudut pandang apa, sejarah tetap menjadi bagian dari hidup kita yang tidak dapat dipisahkan. Kamu yang saat ini, uum yang saat ini, kita yang saat ini, merupakan bentukan dari sejarah kita masing-masing. Embrio-bayi-balita-anak kecil-remaja-dewasa-tua-mati. Hidup kita sangat terikat kuat dengan sejarah. Karena itu, hargai sejarahmu masing-masing, teman.

referensi dari buku Alfian, Magdalia dkk.2006.Sejarah untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta : ESIS, the innovative Learning

Share:

4 komentar

  1. dengan adanya sejarah kita bisa belajar :)
    nice post :)
    ditunggu kunjungan baliknya yaah ,

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, sejarah membuat kita paham kesalahan dan belajar darinya :)
      terima kasih sudah membaca :)

      Hapus
  2. udah di duga sumbernya dari pelajaran kelas 10 XD soalnya baru belajar ini tahun lalu
    Nice post, Keep work!
    salam solid :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam solid juga iyah :)

      hahaha iya. suka banget sama sejarah. tapi sejak kuliah udah gabaca buku sejarah lagi -_-'
      makanya pas beberes nemu, jadi semangat baca lagi :)

      Hapus

Apa yang kamu pikirkan tentang tulisan di atas? Beri komentar di bawah, ya, teman-teman.