Hinata Umi's Work

Flash Fiction: Panik

Dengan panik dan takut, aku membuka Facebook-ku. Aku tidak bisa tinggal diam. Dia sudah sangat keterlaluan. Semuanya dia ungkit. Dari yang paling sederhana sampai yang paling memalukan. Siapa dia rupanya hingga berani melakukan itu. Sok jago sekali dia. 

Dia kira dia siapa. Lihatlah, dia tertawa riang di atas penderitaanku. Oh Tuhan, bagaimana ini. 

Kuklik tombol hapus di postingan-postinganku, berharap  dia berhenti. Ini kesalahanku. Kenapa aku harus melakukannya. Sekarang aku benar-benar takut dirundung oleh mereka. 

Notifikasi bertambah satu di layanan sosial mediaku mengatakan bahwa seseorang memberikan komentar. Kubuka dengan perasaan sedih karena kalah cepat. 

Terlihat olehku postingan alayku 10 tahun yang lalu. 'AkyU p4d4mu sel4LUh c3l4manyah! 😘," tertulis di sana. 

Tuh, kan, benar! Duh, malunya!

***

Share:

0 komentar

Apa yang kamu pikirkan tentang tulisan di atas? Beri komentar di bawah, ya, teman-teman.