Hinata Umi's Work

[Umi dan Mas] Pembeli Adalah Raja

pembeli adalah raja

Jadi kemarin ada obrolan menarik antara Umi dan suami. Obrolan tentang berdagang. Seperti biasa, obrolan diawali dengan Umi menemukan sebuah artikel di linimasa FB.

Artikel itu tenar di jagat maya, tentang penyedia jasa yang dimarahi oleh pelanggannya. Umi baca seluruh tangkapan layar dari obrolan antara mereka berdua. Umi sebentar ketawa, sebentar mesem.

Intinya dari hasil tangkapan layar itu, terlihat betapa si pelanggan tidak menghargai si penyedia jasa. Umi tidak akan melampirkan tangkapan layar itu di sini. Kasus seperti ini adalah kasus yang sering terjadi. Cari saja di mesin pencari dengan kata kunci 'Pelanggan kejam', teman-teman sudah akan mendapat banyak cerita dari sana.

Mas suami nanya tiba-tiba, "Ada apa? Kenapa senyum-senyum, Beibs?"

Umi ceritalah tentang isi artikel itu. Mas manggut-manggut mendengar cerita Umi.

Selesai bercerita Umi bilang, "Yah susah juga, sih, Mas, soalnya orang Indonesia itu menjunjung tinggi sekali peribahasa pembeli adalah raja."

Mas yang tadinya manggut-manggut langsung menimpali, "Iya, mereka lupa, kalau raja juga ada yang lalim. Mereka inilah contohnya. Fir'aun contoh lainnya."

Umi terdiam dan merenung mendengar kata-kata Mas. Benar juga! Betapa kita menganggap enteng tentang menghargai orang lain.

Kasus-kasus pelanggan seperti itu, bukan satu atau hanya dua kasus saja. Ada banyak sekali kasus serupa yang terjadi di tengah masyarakat kita. Pengojek daring yang sudah antri panjang lalu mendapat bintang satu karena dianggap terlalu lama, penulis yang bukunya tidak dilirik karena 'disampah-sampahi' oleh kritikus yang bukan target pasar dari buku itu, pewarta yang dinilai memfitnah karena mewartakan hoax yang sebenarnya dia ceritakan berdasarkan kisah nyata, tukang bakso yang gulung tikar karena dituduh berjualan bakso tikus di ulasan daring. Contoh ekstrem memang, dan nyata terjadi. Ulasan dan komplain yang seharusnya jadi media belajar bagi kedua belah pihak menjadi pedang tajam bagi salah satunya. 

Dari kisah tenar tersebut misalnya, si pelanggan merasa berhak berbuat seenaknya karena dia merasa menjadi seorang 'raja'. Padahal raja yang bijak akan memperlakukan rakyatnya dengan baik hingga negaranya menjadi makmur, bukan?

***

Di atas komuter Bogor-Jakarta, 28 Februari 2020
Hinata Umi

Share:

0 komentar

Apa yang kamu pikirkan tentang tulisan di atas? Beri komentar di bawah, ya, teman-teman.