Hinata Umi's Work

[CERPEN] Aku Mencintaimu, Silentsilia

SilentSilia.

Itulah namamu. Kau selalu bermimik sendu. Tak pernah kulihat senyum. Hanya mata yang menatap kosong pada jalanan dan mobil yang lalu lalang di sini, di Dunia Bawah, Dunia yang katamu selalu membawa kehancuran.

Carl Felisius.

Itulah namaku. Katamu nama itu cocok untukku. Karena Felis artinya kucing, sesuai dengan garis lahir dari ayahku.

Kita telah bersahabat lama sekali. 2 tahun? 3 tahun? Lebih dari itu. Kita sudah bersahabat sejak umur kita masih 3. Kau dan aku bertemu di parkiran sepeda.

Tak kusangka saat itu aku akan mencintaimu sedalam ini. Sedalam lautan di Samudera Pasifik. Bahkan aku pikir, aku menganggapmu seperti adik saja. Kau lucu, kau manis. Persona mana yang tidak menyukaimu?

Aku menatap bando lotus yang ada di kepalamu. Terasa sangat elegan dengan wajah tanpa bibirmu. Wajah tanpa bibir yang sukses menjadi ciri khasmu di antara gadis-gadis lain. Sukses menjadikanmu gadis tanpa bisik-bisik gosip ala ibu-ibu sosialita.  Sukses membuatku mencintaimu.

Aku pikir, kau juga mencintaiku.

Begitulah pikirku sebelum Laza ada di tengah kita.

Andai kau tak mengatakan namanya dengan binar bahagia, mungkin aku tak akan cemburu padanya.

Andai kau tak mengenalkannya padaku dengan mimik mendamba, mungkin aku tak perlu tak tidur siang dan malam.

Andai kau tak menyatakan cinta padanya tepat di depanku, mungkin aku akan bisa makan dengan tenang.

Andai kau tak...

Andai kau tak memberikan...

Andai kau tak memberikan undangan itu bersamanya...
.
.
.
... mungkin...
.
mungkin...
.
.
mungkin saja...
...Laza masih hidup dan tak bersimbah darah di tanganku hari itu.

Sungguh, maafkan aku, Cintaku SilentSilia.

Share:

0 komentar

Apa yang kamu pikirkan tentang tulisan di atas? Beri komentar di bawah, ya, teman-teman.