Flash Fiction: Mesin Waktu
“Cerita ini diikutkan dalam Tantangan Menulis Kastil Mimpi”
#TMKM_12
---------------------------------------------------
“Aduh, ini teh kenapa? Aneh banget euy! Perasaan tadi teh pencetnya bener, kenapa malah ngulang lagi?” Wanita itu memperhatikan benda di depannya dengan saksama.
Mengingat aku yang menjual alat itu, maka kuputuskan untuk menawarkan bantuan padanya. “Mohon maaf, ada yang bisa saya bantu?”
“Ada, Mang. Ini, loh? Alatnya kenapa? Katanya, mah, bisa bantu saya lahir kembali, buat mengulangi lagi dari titik nol. Eh, ini kok saya malah dibawa ke tempat saya diperkosa dulu. Mana gak enak lagi diperkosanya.”
Aku mengernyitkan alis menatap si Ibu di hadapanku, “Mohon maaf, Bu, boleh dibantu tadi ibu menekan tombol yang mana?”
“Yang ini loh, Mang.” Tunjuk wanita itu pada tombol bergambar panah mengarah ke kiri, di tengah panah yang berlawanan arah jarum jam. Tombol rewind.
“Mohon maaf, Bu, Seharusnya yang ditekan adalah tombol ini.” Tunjukku pada tombol restart lalu melanjutkan, “Kalau ini adalah tombol rewind. Khusus untuk yang ingin nostalgia mengenang masa lalu.”
Ia kini bersungut-sungut menatap sebal padaku. “Makanya Mang, kalau jualan alat itu dijelasin yang bener.”
Aku hanya menggelengkan kepala menatap si Ibu yang pergi meninggalkanku begitu saja. Padahal kemarin sudah kujelaskan panjang lebar mengenai tombol-tombol yang ada di sana.
Dasar ibu-ibu!
* * *
Tags:
Flash Fiction
0 komentar
Apa yang kamu pikirkan tentang tulisan di atas? Beri komentar di bawah, ya, teman-teman.