Hinata Umi's Work

[ARTIKEL] Beri Nasihat! Apa Yang Ia Pilih, Bukan Urusanmu!

"Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan. Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka, ..."

- Al-ghasiyah : 21-22 - 

---


Untukku, menghapal surah-surah Al-qur'an adalah hal yang sulit. Karena itu, aku memberikan keluangan untuk diriku sendiri dalam menghapal ayat-ayat itu. Bercengkrama dengan mereka sehingga aku mampu, bukan hanya menghapal namun juga memahami ayat demi ayat. Satu demi satu.


Bulan lalu, target menghafalku adalah surah Al-ghasiyah. Surat ke-88 di dalam Al-qur'an. Kalau kata Kak Heru, itu surat infiniti. Coba saja kalau kedua angka tersebut kau putar 90 derajat, kau akan menemukan dua buah simbol matematika itu di sana.

Surat itu sebenarnya surat yang biasa saja menurutku. Bukan! Bukannya aku sedang mendiskreditkan surat tersebut dibanding surat lainnya. Hanya saja, surat Al-gahsiyah ini tidak termasuk ke dalam jajaran surat favoritku. Berbeda halnya dengan surat Ar-rahman, Luqman atau Al-kahfi yang memang jelas aku sangat sukai.

Tapi itu sebelum aku menemukan sebuah ayat yang menjelaskan mengenai memberi peringatan. Kalian dapat membuka ayat tersebut yang kurang lebih artinya seperti kutipan di atas. "sesungguhnya kamu hanyalah pemberi peringatan. Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka." dua kalimat ini sungguh memberikan tonjokan keras di pikiranku. Terutama di hatiku.

Ayat itu sesungguhnya ditujukan kepada Rasulullah SAW. Bahwa Allah menegaskan tugas Rasulullah SAW di muka bumi ini hanyalah seorang Pemberi Peringatan. Bukan memaksakan kehendak Rasulullah paad mereka (orang-orang yang tidak mempercayai Allah). Yang menjadi evaluasi diriku pada ayat ini adalah ...

Seringkali aku, ternyata, melampaui batasku sebagai manusia.

Rasulullah saja yang merupakan kekasih Allah, panutan setiap umat Islam di muka bumi ini, diperingatkan tentang batas kemampuannya sebagai Pemberi Peringatan. Rasulullah saja, yang merupakan Nabi terakhir di muka bumi ini, yang menyampaikan kebenaran tentang Islam, diperingatkan oleh Allah tentang batas kuasanya terhadap manusia.

Lalu, mengapa aku, yang hanya manusia biasa, yang diminta mengikuti Rasulullah sebagai teladanku, malah melampaui batasku? Mengapa aku harus memaksakan kehendakku kepada makhluk-Nya? Mengapa aku harus memaksakan nasihatku untuk diikuti oleh manusia lainnya? Mengapa aku mencoba merebut kuasa-Nya atas makhluk-Nya?

Aku tak seharusnya memaksakan keinginanku pada orang-orang yang tidak mau. Tugasku hanya menasehati. Hanya mengingatkan! Selebihnya, tugas Allah sebagai Tuhan. Sebagai Zat yang lebih berkuasa atas aku dan orang-orang yang kuingatkan.

Semoga catatan kecil ini, dapat terus menerus kuingat dan menjadi pengingat untukku mengenai batas mampuku sebagai manusia.

Share:

0 komentar

Apa yang kamu pikirkan tentang tulisan di atas? Beri komentar di bawah, ya, teman-teman.