"Sesuatu yang indah selalu berada di tempat yang sulit dijangkau. Intan yang bagus, harus digali bermeter-meter jauhnya di bawah tanah. Mutiara yang berkualitas harus diselami bermeter-meter jauhnya ke dasar lautan. Begitupun, wanita yang indah, harus disembunyikan sedalam-dalamnya dalam balutan hijab yang baik." - Kata seorang gadis yang hijabnya belum rapih, 2015 - ---
Aku sudah ke Kebun Raya Bogor lebih dari lima kali. Sampai sebanyak itupun aku masih merasa, tempat ini adalah tempat favoritku menghabiskan waktu dan menenangkan diri. Hijaunya dedaunan, sejuknya udara, bersihnya lingkungan, mampu membersihkan hatiku yang keruh dan berjelaga atas lelahnya aktifitas sehari-hariku yang menuntutku untuk melakukan lebih. |
Hinata Umi's Work
Post ini tidak akan kumulai dengan kutipan seperti biasanya. Hanya kalimat-kalimat biasa yang akan menceritakan pengalamanku 4 hari lalu. Pengalaman mengenai dua jenis sakit yang menyerangku di saat yang sama.
Kalian tahu PMS? PMS itu adalah Pre Mestrual Syndrome atau Syndrom yang muncul sesaat sebelum wanita mengalami pendarahan internal (read : haid). Saat PMS ini terjadi, biasanya seorang wanita akan lebih sensitif dari biasanya. Wanita juga akan merasakan sakit di daerah perut dari pusar ke bawah menuju selangkangan. Ini merupakan hal yang normal. Bentuk reaksi akibat meluruhnya selaput di dalam rahim yang dipersiapkan untuk menyambut kehadiran bayi.
"Maka nikmat tuhan yang manakah yang kau dustakan?"
- Ar-rahman :13 -
- Ar-rahman :13 -
---
Sebenarnya, Kalau Uum ingat-ingat lagi, perjalanan ini Uum lakukan pada awal tahun 2014. Sekitar bulan Februari. Sebenarnya target Uum saat itu adalah menaiki menara Monumen Nasional. Sayang, saat itu sedang ada renovasi menara, sehingga akses menuju lift dan tangga ditutup oleh pihak Monumen Nasional.
"Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan. Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka, ..."
- Al-ghasiyah : 21-22 -
---
Untukku, menghapal surah-surah Al-qur'an adalah hal yang sulit. Karena itu, aku memberikan keluangan untuk diriku sendiri dalam menghapal ayat-ayat itu. Bercengkrama dengan mereka sehingga aku mampu, bukan hanya menghapal namun juga memahami ayat demi ayat. Satu demi satu.