Hinata Umi's Work

Mimpi

"Kenapa harus fashion design? Dari sebanyak itu profesi kenapa harus fashion?" 

Tanyamu Kau memang tidak mengerti. 

"Um, programmer itu punya prospek yang bagus. Masa depan cerah." 

Sama saja. Kau tidak mengerti. Bukan itu yang aku cari. 


"Lo nyia-nyiain kemampuan lo!" 

Kamu tidak paham. Justru aku sedang memanfaatkan kemampuanku saat ini. 

"Lo tahu? Bahkan gambar lo jelek banget!" 

Tak apa. Aku tak apa. Memang begitu adanya. Memang itulah yang sebenarnya. Tapi aku yakin aku akan berubah. Gambar yang kau hina, suatu saat akan menunjukkan wujudnya.

"Gue ga ngerti lagi sama lo!" 

Aku tak minta dimengerti. Aku paham kok kau tak mengerti diriku. Sama sepertiku yang tak mengerti dirimu yang ingin pergi exchange. Tapi toh aku tak mempertanyakannya. 

"Sepertinya kita memang tak cocok." 

Kau bebas memilih jalanmu, akupun begitu. Toh tak ada ikatan diantara kita. 


"Kenapa kau diam saja?" Tanyamu. 

"Aku harus ngomong apa? Marah? Ngamuk? Ingat satu hal, aku sangat mencintai diriku dan apa yang aku kerjakan! Begitupun denganmu. Jika memang kau tak bisa menghargai itu terserahmu. Aku tak akan memintamu lebih. Karena memang begitulah dirimu." 

Aku boleh berbicara, kan? 

"Um, lo ngomong apa sih? Gue... bukannya ga menghargai keputusan lo. Tapi... " 


Aku hanya memberikan senyum manisku. Aku tahu, apapun itu, tak akan merubah pendirianmu. Sama sepertiku. Karena itulah kita dipertemukan.

"Udah.. Aku tahu dirimu khawatir aku berubah pikiran tentang kuliah di sana. Memang itu yang terjadi. Mimpiku bukan di sini. Itu yang perlu kau tahu."

Share:

0 komentar

Apa yang kamu pikirkan tentang tulisan di atas? Beri komentar di bawah, ya, teman-teman.