Hinata Umi's Work

Lesson 2 From Amazing Krakatoa Trip : AKU BISA!!

Mari Uum ceritain lanjutan dari kisah Uum 3 hari berada di daerah lampung.

Kisah pendakian ini terjadi pada hari ketiga kami di gugusan pulau Seribu itu. Dini hari itu, setelah istirahat yang menyenangkan dari jam 7 malam di mana semua orang sedang rebutan mandi karena tidak ada air di penginapan, Uum akhirnya terbangun. Tenang Uum masih sempat bangun kkok sekitar jam 10 malam untuk membersihkan tubuh dari sisa-sisa air asin sehabis snorkelling. Penasaran melihat sekeliling yang ternyata berisi orang-orang tepar di atas masing-masing kasur mereka. Uum menggolekkan badan lagi dan tidak berhasil lanjut untuk tidur. Maka dari itu, Uum akhirnya membuka pintu kamar dan melihat sekeliling kembali. Sepi. Horor banget itu pulau malem-malem. >.<


Lalu tidak sengaja, mata Uum menatap sesuatu merah-merah sedang bergerak ke arah kamar para cewek. Tinggi. Mungkin karena efek Uum yang masih baru bangun, mata ini jadi tidak jelas melihat. Setelah dikucek sekali, akhirnya terlihat jelas sesuatu yang berwarna merah tersebut yang ternyata adalah Roby, ketua rombongan. >.<

Lalu dia dengan menggerakkan tangan dan mulut ngasih kode ke Uum kalau kami semua harus bangun dan siap berangkat jam 4 subuh. Berangkat? Kemana? Uum pun langsung melihat itinerary dan sadar, ini adalah saatnya kami naik ke Anak Krakatau. Dengan gerak sigap, Uum membangunkan teman-teman sekamar yang lain, mengingatkan mereka bahwa dalam waktu 1 jam lagi, kami akan kembali berangkat.

Lalu, tibalah saat itu, kami akhirnya berangkat menuju dermaga kecil di Pulau Sebesi  untuk kembali naik kapal ke Gunung Anak Krakatau. Selama perjalanan, Uum tidak henti mengucapkan MasyaAllah dan Subhanallah setiap kali melihat pemandangan indah di sekitar Uum. Uum ingin sekali rasanya mengajak ayah, mama, Fahmi dan Ulfah ke sana rasanya. Sangat rindu pada mereka ketika melihat seluruh pemandangan indah ini. Bahkan kamera Hape Uum yang udah canggih-pun tidak dapat merekam keindahan itu dengan sempurna. Uum rasanya ingin sekali menunjukkan langsung ke mereka pemandangan alam yang mempesona itu.

Kami akhirnya gagal menatap Sunrise di atas gunung krakatau. Kami tiba di Gunung Krakatau sudah menjelang pukul 6 pagi. sampai di sana, kami tidak langsung naik ke atas. Kami masih ngobrol ngalor ngidul dan ngambil poto di sana-sini. wkwkkw >.<
walaupun gagal liat sunrise di atas gunung, tapi kami berhasil liat sunrise di atas kapal >.<

Hingga akhirnya kami benar-benar mulai mendaki setengah tujuh pagi. Kami melewati jalan setapak yang di kanan-kirinya terdapat semacam hutan kecil tubuhan merambat dan tumbuhan-tumbuhan jati. Hingga, ntahlah Uum enggak tahu berapa ktinggiannya, kami sampai pada ketinggian di mana sudah tidak ada hutan lagi di kanan kiri melainkan lautan pasir. Uum perkirakan jarak perjalanan kami sekitar 200meter (ingat ini bukan tinggi perjalanan). Ini kaki Uum, udah merasakan yang namanya panas dan sakit akibat capek. Uum kira kami hanya berjalan sampai di sana.

Selfie sebelum naik ke atas >.<

Sayangnya, perjalanan ternyata dilanjutkan kembali melalui jalan memutar yang sedikit lebih landai. Saat itu Uum shock. Pertama kami belum sarapan dan Uum udah laper banget. Kedua, kaki Uum udah sakit banget. Sakit-sesakit-sakitnya. Uum bingung. Kalau Uum nyerah, berarti Uum harus rela ditinggal rombongan dan merelakan kehilangan kesempatan untuk melihat keindahan dari ketinggian yang belum pernah Uum lihat sebelumnya.

Akhirnya, dengan sedikit memaksa kaki, Uum menggerakkan kaki Uum dengan sebisa mungkin mengabaikan rasa sakit yang membahana dari ujung kaki dan lutut. Berkali-kali Uum mengatakan ke diri Uum sendiri bahwa "Aku bisa!" , "Aku harus bisa!", "Ini baru awal!", "Kalau ini aja ga bisa dikalahkan berarti Lo kalah sama diri sendiri!".

Enggak sampe 100 meter lagi kami berjalan, Uum menatap ke sisi kiri Uum dan melongo seketika. MasyaAllah pemandangannya, Uum enggak bisa melukiskannya dengan kata-kata. Indah banget. Banget. Uum sempat mengabadikannya di dalam kamera Uum. Hilang sudah rasa capek di kaki Uum. Yang ada adalah berkobarnya semangat Uum untuk semakin naik ke atas dengan rasa penasaran, pemandangan seperti apa lagi yang menanti Uum dari atas sana.


nah ini adalah gambar-gambar yang Uum ambil ketika pertama kali berhasil menguasai diri >.<

Di tengah perjalanan, Uum berjumpa dengan seorang Bule yang dengan Bahasa Indonesianya yang seadanya bertanya, "Susah?", Pendengaran Uum yang terganggu karena rasa lelah, akhirnya cuma mengucap, "ha?" wkkwkw, beliau ketawa akhirnya dan mengulangi pertanyaannya "Tired?" Uum hanya bisa tersenyum dan mengucapkan "Yes, But it's worth!". Dia kembali tersenyum sambil minum dari botolnya dan mengucapkan "Yes, It's worth." Sambil terus berjalan Uum bertanya padanya "You are not going there?" Tunjuk Uum ke atas. Beliau langsung tersenyum dan bilang lagi "No. I have. Now I want to go down." dan sambil melewatinya uum mengatakan dengan sangat kencang, "excuse me then." dan beliaupun mengangguk.

Ga sampe 15 menit kami akhirnya sampai di spot yang ditentukan dan sekali lagi Uum mengucapkan kata MasyaAllah. Kau tahu, keindahannya sangat membuka mata hati Uum. Uum menatap spot kami tiba sebelumnya dan sekarang spot itu terlihat sangat kecil dari atas sini. Sungguh Uum kaget dengan pencapaian itu.
Kiri ke kanan, Shilda, Putri, Ummi(atas), Jojo, Deris, Uum, Cindy

Selfie di atas gunung wkwkwk, kiri ke kanan, Cindy, Putri, Jojo, Deris, Uum

Normalnya, Uum akan sangat kesakitan saat ini. Kenapa? Karena kaki Uum selalu enggak bisa diajak jalan menanjak. Enggak bisa juga di ajak bergerak banyak. Karena itu, ketika sampai di atas, Uum tahu banyak perbedaan perjalanan kali ini dengan perjalanan lainnya.

Biasanya Uum akan sering ngeluh, bialng ke diri sendiri, aku ga bisa, aku ga bisa. Aku capek, atau yang semacamnya. Namun di sini, hanya satu fokus Uum, Nyampe di atas, melihat keindahan yang lebih indah lagi. Hingga kalimat yang muncul dari dalam diri Uum sendiri serta dari mulut Uum adalah "AKU BISA!!" Tidak ada kalimat keluhan  atau kalimat menyerah. Uum berhasil memotivasi diri Uum sendiri untu BISA. Hingga akhirnya Uum benar-benar bisa.

Pelajaran berharga. Setidaknya Uum tahu kalau Uum ternyata bisa jika Uum fokus. Jika Uum jarang mengeluh dan bergerak terus ke depan.

Last, this is my favorite quote:

" You will never know if you never try."





Share:

0 komentar

Apa yang kamu pikirkan tentang tulisan di atas? Beri komentar di bawah, ya, teman-teman.