Kata orang menulis itu memerlukan ide. Tanpa ide, cerita yang akan kita bawakan, kita presentasikan akan terasa hambar. Katanya, tanpa ide yang jelas, cerita akan bergulir ngalor-ngidul tanpa arah.
Katanya... katanya... katanya...
Jadi, apa, sih, sebenarnya ide itu?
Menurut KBBI, ide adalah rancangan yang tersusun di dalam pikiran; gagasan; cita-cita; perasaan yang benar-benar menyelimuti pikiran. Menurut Umi, ide adalah segala hal yang mendasari kita dalam melakukan sesuatu. Apakah itu untuk menulis, membaca, menelah sesuatu, memasak, dan segala kegiatan sehari-hari kita.
Ide bahkan bisa kita ibaratkan sebagai bibit dari tulisan yang akan kita bangun. Bibit inilah yang nantinya akan kita kembangkan lebih jauh menjadi alur, plot, sinopsis, lalu menjadi sebuah cerita yang layak dipresentasikan dan dinikmati.
Namun, pertanyaan yang perlu sama-sama kita pikirkan adalah bagaimana caranya bisa menemukan ide untuk menulis?
Oke, Umi jadi bingung, kenapa catatan ini terasa begitu formal?
Dalam menulis, kita perlu memikirkan dengan baik ide pokok dari tulisan kita. Sayangnya, mendapatkan ide tidak semudah membalik telapak tangan. Terutama ketika kita ingin mengikuti sebuah lomba atau kegiatan yang sudah ditentukan tema dan genre utamanya. Di saat-saat itu, seringnya ide yang biasanya mampir di kepala kita menghilang begitu saja.
Ada yang begitu? Ada. Umi orangnya. Hahaha....
Karena itu pada pembahasan pertama ini, kita akan mencoba mengupas tuntas gimana, sih, caranya mencari ide-ide yang hilang gak pulang-pulang kayak Bang Thoyyib!
Let's check it out!
A. Pohon Kata
Ini adalah cara pertama yang sering Umi gunakan ketika buntu mencari ide. Cara ini paling cocok diterapkan ketika sedang ingin mengikuti lomba. Prinsipnya, mirip seperti kita menanam pohon.
Ini adalah cara pertama yang sering Umi gunakan ketika buntu mencari ide. Cara ini paling cocok diterapkan ketika sedang ingin mengikuti lomba. Prinsipnya, mirip seperti kita menanam pohon.
Sebelum menanam pohon, apa yang kita butuhkan? Tepat! Kita butuh bibit. Bibit yang kita punya ada dua, biasanya, tema dan genre yang diberikan oleh penyelenggara lomba. Nah, Kita bisa gunakan kedua hal itu untuk membentuk sebuah ide tulisan.
Pertanyaannya, gimana cara pakai pohon kata untuk membentuk ide menulis? Gampang! Gunakan bibit kita untuk menumbuhkan banyak kata dengan menggunakan tesaurus.
Ingat, rumusnya adalah kata-kata yang berelasi dengan kedua kata dan bisa menjawab 5W1H (What, Who, Where, When, Why, How).
Contoh:
Bibit kata: Dilema (Young Adult)
Who: Elza si ketua osis
What: Mencuri kunci jawaban ujian akhir semester
Where: SMA Palang Pemuda, Jakarta
When: Sewaktu Elza muda, tahun 2002
Why: Ingin masuk Universitas Indonesia melalui jalur PPKB agar dapat membanggakan orangtuanya.
How: Elza mencuri kunci jawaban, tapi ketahuan cowok badung di sekolahnya, Randi. Karena itu, Randi jadi terus menerornya dan mengancam Elza akan membocorkan rahasia itu pada kepsek kalau Elza tidak membantunya.
Nah, loh? udah jadi satu ide tuh~
B. Prompts
Ini cara yang paling sering digunakan kita-kita yang males banget mikir ribet. Menggunakan cara ini, kita akan diberikan potongan adegan, satu kalimat pemicu, kata, atau dialog, yang nantinya akan kita kembangkan menjadi sebuah cerita. Prompts biasanya disediakan oleh orang lain atau website tertentu. Beberapa ada yang gratis, beberapa ada yang berbayar.
Ini Umi kasih beberapa yang gratis, ya.
- https://www.plot-generator.org.uk/
- https://writingprompts.tumblr.com/
- Aplikasi Writting Prompts
- dkk
Silakan dicoba, ya~
C. ATM
Amati, Tiru, Modifikasi. Ada yang familier dengan istilah ini? Benar! Ini adalah teknik yang dipakai oleh banyak karya mainstream. Bisa kita lihat dengan banyaknya karya yang memiliki premis, plot, atau pendahuluan yang sama.
Amati tulisannya, kegiatannya, kejadiannya, plotnya, strukturnya. Catat, kumpulkan semua yang menggunakan cara sejenis.
Tiru ceritanya! Ingat, jangan publish hasil tiruannya. Ini hanya untuk latihan. Kalau kamu publikasikan hasil tiruan ini, nanti jatuhnya plagiat. Kita tentu tidak mau, dong, dituduh jadi plagiator? Dan, jangan berhenti sampai tahap ini. Lanjut, ya, ke tahap berikutnya!
Modifikasi tulisannya. Kamu, kan, sudah punya referensi banyak. Kombinasikan, dan mainkan what-if dari cerita-cerita yang sudah kamu baca tadi, tulis ulang dengan gayamu, ceritamu, dan pola baru dari hasil mengumpulkan referensi di tahap Amati dan Tiru tadi~
Sudah, deh, jadi satu karya~
Nah, itu tadi tiga metode paling mudah yang bisa kita gunakan untuk mencari ide. Di luar sana, ada banyak lagi metode-metode pencarian ide yang lebih gahol, gahar, dan keren, yang bisa kita ikuti seperti:
- What-if,
- IDEA (Identify, Define, Explanation, Analyse),
- PEEL (Point, Evidence, Explanation, Link),
- Mindmap,
- Brainstorming,
- dan masih banyak lagi metode lain yang bisa kita ikuti.
Karena itu, jangan berhenti di sini, dan cari metode ternyaman untukmu. Satu dari ratusan proses pencarian ide itu pasti ada yang cocok, bukan?
Kalau kamu suka pakai metode apa? Komen di bawah, ya~
Kalau kamu suka pakai metode apa? Komen di bawah, ya~
Baca Part Selanjutnya: Cara Membuat Novel: Bermain Dengan Plot