Bandung : Gedung Sate dan My New Partner In Crime
“Sesungguhnya kaum beriman itu bersaudara”.
- Al Hujurat : 10 -
Perjalanan kali ini disponsori oleh keinginan Poetri dan Amaya berkunjung ke tempat kedua temannya di Bandung. Berkunjung dan menyambung kembali silaturahim dengan sahabat mereka kala SMA, Teguh A.Yassi (a.k.a Ayung) dan Sheppriola Vonia (a.k.a Yola). Uum tadinya tak berniat ikut karena ada paper yang Subhanallah harus dibaca demi kelanjutan skripsi Uum.
Sayangnya, waktu itu ada sedikit masalah dengan hati Uum yang membuat apapun yang Uum lakukan tidak fokus. Saat itu Uum akhirnya paham bahwa Uum harus melakukan refreshing. Menghilangkan sejenak kebosanan, menghindari sejenak kegalauan. Menghilang sejenak dari orang-orang yang membuat hati Uum resah itu. Wal hasil, Uum memutuskan untuk ikut ke Bandung.
Seharusnya, perjalanan itu mereka lakukan pada hari Rabu, Karena Uum mau ikut, jadi diundur di hari Jum'at, tanggal 13 Februari 2015. Sehari sebelum (yang katanya) hari Kasih Sayang. Kami berangkat dari Depok jam 4 sore dan tiba di Terminal Leuwi Panjang jam 8. Tapi kami muter-muter dulu karena enggak tahu harus naik angkot apa di sana. Setelah perjuangan panjang, dari nyasar, sampe akhirnya saling tunggu menunggu, kami akhirnya sampai dengaan selamat di kosan Yola. Super banget memang Yola ini. Thanks to GPS Technology di Whatsapp yang akhirnya menyelamatkan dan mempertemukan kami dengan Yola. Malam itu kami ngobrol panjang dan berakhir dengan tertidur lelah. Oh iya, di sini Uum menghubungi temen-temen BOR Uum yang di Bandung. Yang akhirnya menyaring beberapa orang untuk datang yaitu kak Sunoto Mardika Lie, Kak Chel dan Wildan.
Keesokan paginya kami bergerak ke arah kampus ITB. Tujuannya bertemu dengan temannya Cindy dan Poe, Ayung. Kami akhirnya bertemu Ayung pertama kali itu di FTTM ITB. Canggung. Banget. Awalnya benar-benar canggung. ga tahu mau ngomong apa. Ga kenal juga. Hasilnya cuma bisa nimbrung sekali-sekali sambil mengalihkan perhatian ke hal lain. Bahkan mereka yang udah kenal aja canggung -_-
Akhirnya, kami berpisah dengan Ayung untuk sementara waktu. Mengingat Ayung sendiri sedang ada acara dari fakultasnya. Setelah itu kami berkeliling ITB, lalu ke Masjid Salman. Di situ Uum akhirnya bertemu dengan Chel. Ngobrol beberapa kali dengannya, cerita-cerita. Awalnya canggung juga sih. Karena Chel anaknya pendiam sedangkan Uum enggak tau banyak topik yang menarik untuk Chel apa. Lagian itu pertama kalinya kami bertemu muka.
Semua kecanggungan itu menghilang sejak kedatangan Wildan dan Kak Sun. Kami bertemu di Fakultas Farmasi ITB. Ngobrol sebentar untuk menghilangkan kecanggungan. Kami baru saja bertemu hari itu soalnya. Interaksi kami biasanya dilakukan via chat dan dunia maya. Ini pertama kalinya kami ngobrol dan bertemu secara langsung, tanpa media perantara.
Dari sana kami memutuskan ke dekat pintu masuk satpam, sambil menunggu Ayung dan Yola selesai dengan kegiatannya. Ketika akhirnya mereka sudah datang, kami memutuskan untuk pergi ke Gedung Sate. Entahlah apa yang mendorong hingga ada keinginan untuk ke sana. Tapi lumayan menghilangkan stres bukan?
Gedung Sate. Jangan tanya sejarahnya, Uum ga tahu soalnya xD |
Hayoo... fokusnya liat kemana?? |
Sedang enak-enaknya mengambil foto di depan Gedung Sate (karena ga dikasih ijin untuk masuk ke dalam), datanglah angin segar kepada kami. Ada bapak-bapak dengan perawakan tegas, berjenggot, (mungkin) setinggi bahu Uum, dengan jaket hitam, mendekati kami dan menawarkan kami untuk masuk ke Gedung Sate dan mengikuti seminar kebangsaan. Jangan tanya isinya apa, kayaknya tak ada satupun dari kami yang memperhatikan. Dengan pertimbangan kami dikasih makanan, duit dan bakalan dapat ilmu, kamipun setuju. Mana tahu kami jadi bisa masuk ke Gedung Sate-nya, kan?
Lagi asyik main di seberang Gedung Sate malah ditawarin ikut seminar kebangsaan. yah ikut ajalah, ga ada kerjaan juga xD |
Setelah, mengikuti seminar yang kurang lebih memakan waktu sekitar dua jam-an dan banyak leletnya, banyak inkonsistensi kalimatnya juga, serta mempertimbangkan waktu kami untuk pulang yang semakin menipis, kami memilih untuk menyudahi saja keturutsertaan kami dari seminar tersebut sebelum acaranya selesai.
Dan, lihatlah apa yang kami lakukan ketika sudah di luar seminar:
Lihat noh, Wildan sadar kamera sendirian xD |
Tetep aja dikerjain. Sama siapa aja, baik yang baru kenal, maupun yang udah lama kenal. Credits to : Amaya |
Ini parner in crime waktu di Bandung, ga tahu kenapa, tiba-tiba deket aja. Mungkin karena kami seumuran. Mungkin juga karena gilanya sama :v |
I am hungry XD Lapaaarrrr *padahal udah makan |
ya Ampun ini mukanya si Ayung nutupin kamera xD |
Girls time xD (kanan ke kiri) Cindy, Poetri, Uum, Kak Chel xD |
Ini lupa deh, tugu apa :/ Tugu pahlawan bukan ya? |
Perjalanan ini memang tak se-filosofis biasanya. Tak sefilosofis perjalanan-perjalanan lain yang pernah Uum lakukan. Tapi bukan berarti Uum tak mempelajari apapun. Perjalanan ini mengajarkan pada Uum kalimat di atas. Apa arti beriman? Mempercayai sesuatu bukan? Apapun itu, terserah tuhannya sama atau beda, Uum tak peduli. Itulah. Sesederhana itu yang Uum pahami atas definisi hubungan antar manusia.
Berbuat baik, berbuat lembut jauh lebih bermanfaat efeknya dibandingkan dengan berbuat buruk. Entahlah bagaimana kesan mereka pertama kali ketika melihat Uum. Apakah impresinya baik, apakah impresinya buruk. Uum tak tahu. Yang Uum tahu adalah, kami beriman pada satu hal, entah itu persahabatan, entah itu pertemanan, entah itu Tuhan. Itu semua sudah cukup untuk menyatakan kami bersaudara. :)
Tags:
Travel
0 komentar
Apa yang kamu pikirkan tentang tulisan di atas? Beri komentar di bawah, ya, teman-teman.