[CERPEN] Impresi
Andika memegang perutnya. Mulas. Kesombongannya ingin menarik perhatian Laila dengan makan ramen level sepuluh tadi kini menuai hasil. Tubuhnya ngamuk besar, rasanya panas bukan main.
Masalahnya, hanya ada dua kamar mandi di toko ramen ini, satu untuk pria dan satu untuk wanita. Keduanya bersebelahan, dengan hanya ditutupi dinding tipis yang untungnya tidak tembus pandang. Saking tipisnya, suara orang buang air kecil pun terdengar lantang.
Setelah hampir lima menit mengantri, akhirnya pintu itu terbuka. Angin-angin di perutnya sudah memaksa untuk keluar. Sudah di ujung. Segera dia masuk dan mengunci pintu, membuka celana, dan duduk di kloset.
Brooot!!!
Suara itu diikuti dengan bau yang menguar dari bawah sana. Perasaan lega langsung menyelimuti diri Andika. Tidak ada yang lebih memuaskan dari mengeluarkan kotoran di perut saat sedang mulas-mulasnya.
"Ih, bau banget, abis makan jengkol kali, ya, tuh cowok!"
"Astaga gede banget kentutnya."
"Ya Allah, dosa apa aku harus mencium bau kentut seperti ini."
"Astaga gede banget kentutnya."
"Ya Allah, dosa apa aku harus mencium bau kentut seperti ini."
Andika hanya tertawa saja mendengar komentar dari orang-orang yang sedang antri di luar sana. Kentut aja bisa viral, ya? batinnya.
"Jorok banget, deh, tuh orang. Kentutnya gak disensor."
Mata Andika mendelik. Tubuhnya mengejang. Perutnya mulas mendadak meski sudah tidak ada yang harus dikeluarkan. "Laila ... i-itu suara Laila."
"Eh, Mas, siram yang bersih, ya, semprot minyak wangi sekalian," sambung suara yang sama sambil terkikik geli.
Andika terpekur.
"Moga aja nanti calon cowok gue gak sejorok itu. Malu-maluin banget, kentut gak pake filter gitu."
Kini, Andika tahu harapannya musnah. Ramen di bawah sana membawa kembali impresi sesaat yang diciptakannya pada Laila.
Frontdesk, 24 September 2020
Tags:
cerpen
0 komentar
Apa yang kamu pikirkan tentang tulisan di atas? Beri komentar di bawah, ya, teman-teman.