Hinata Umi's Work

[ABOUT ME] Tentang PS4 Suamiku : Edisi Orang Nyinyir

"Hubungan yang sehat salah satu penandannya adalah keseimbangan dan kesetaraan."

Anonymous, 2017 

- - - - - 


Ceritanya suamiku membeli PS4 bulan Maret kemarin. Pembelian PS4 itu sudah direncanakan dan dimimpikan dan sejak sebelum kami menikah. Bahkan aku ingat sekali ia sampai meminta ijin padaku untuk menggunakan uangnya ngebeli PS4. Dari situ aku dapat menyimpulkan dengan jelas bahwa PS4 untuk suamiku sama pentingnya dengan betapa pentingnya alat lukis dan perlengkapan desain untukku.


Maka, setelah lima bulan pernikahan kami, aku bertanya ke suamiku, "Mas, jadi beli PS4?"

Aku bertanya bukan karena tanpa dasar. Aku tahu tabungan Mas sudah mencukupi untuk membeli satu set PS4 lengkap dengan stik dan kasetnya. Aku juga percaya pada suamiku bahwa ia bukan suami yang akan mengatakan iya ketika ia tidak mampu. Maka ketika dia bertanya dengan wajah ragu, "Memangnya boleh?" Aku tanpa ragu mengangguk. 

Ia sudah bermimpi membeli PS lama. Sejak PS4 baru keluar ia sudah mengazamkan diri untuk membelinya. Maka aku tidak ingin merusak mimpinya seperti ia begitu ingin aku mewujudkan mimpiku.

Lalu akhirnya terbelilah PS4. 

Masalah bukan tentang akhirnya PS4 itu terbeli, tapi bibir nyinyir orang-orang yang melihat PS4 itu ada di rumah kami. Tidak satu dua berkata, "ngapain beli PS4, mahal mending duitnya ditabung buat beli rumah." Belum lagi yang menyindir halus dengan kalimat, "Ciyee beli PS4," atau ,"iyalah yang sudah beli PS ga mau ngumpul lagi."

Lucu.

Apa sebenarnya yang mereka harapkan?

Untukku, kesenangan suamiku sama derajatnya dengan kesenanganku sendiri. Suamiku tidak pernah marah jika melihat setumpuk alat make up yang kubeli dan tak pernah kupakai. Ia juga tak pernah marah melihat buku-buku yang kubeli dan teronggok begitu saja di rak buku kami dan berakhir tak terbaca. Ia tak pernah protes melihatku membeli peralatan menjahit yang akhirnya hanya masuk ke dalam dus-dus di dalam gudang. Tidak, suamiku tak pernah marah. Ia hanya mendukungku walaupun tahu aku tidak menggunakannya dengan baik.

Maka, untuk apa aku marah ia membeli PS4 dan setumpuk kasetnya? Ia toh memainkannya dengan bahagia? Apa gunanya harta jika hati tak bahagia? Ketika mimpinya tercapai dan didukung kerjanyapun jadi lebih semangat. Ia pergi bekerja, semangat. Saat lelah malam hari sepulang bekerja, ia bermain dengan PS4-nya. Seperti aku yang bisa mengurus tanamanku.

Maka untuk kalian para istri, kalau kalian memang ingin diperlakukan bak ratu oleh suami kalian, perlakukanlah ia bak raja. Bagaimana ia mau memperlakukan kalian sebagai ratu kalau kalian memperlakukannya bak jongos?

Untuk kalian yang nyinyir, aku tidak tahu apa yang kalian harapkan. Apakah kalian iri? Apakah kalian hanya tidak suka? Aku tidak tahu dan percayalah, aku tidak mau tahu. Tapi yang perlu kalian ketahui adalah, jangan samakan kehidupan dan prinsip kalian dengan prinsip hidup kami. Aku tahu yang kalian katakan tak sepenuhnya salah. Tapi tolong katakan dengan lebih baik. 

Seperti, "waaaahhh PS4 sudah kebeli. Semoga bisa beli rumah ya selanjutnya."

atau, "alhamdulillah di rumah kamu sudah ada PS4, berarti ngumpul selanjutnya bisa yah di rumah kamu, sekalian ngicip PS4-nya."

atau, "Kamu sudah punya PS4 nih, doain ya biar aku bisa beli juga."

Lebih enak dengernya. Lebih nyaman juga kita jawabnya.

Ini berlaku juga untuk hal-hal lain yah.

Share:

0 komentar

Apa yang kamu pikirkan tentang tulisan di atas? Beri komentar di bawah, ya, teman-teman.