Hinata Umi's Work

Setelah Menikah ... (After Married)





Tulisan ini sebenarnya hanya satu dari sekian tulisan yang ingin aku ceritakan kelak kepada anak-anakku. Bahwa menikah bukan hanya tentang kehidupan mereka sendiri. Bahwa mereka harus mempersiapkan segalanya dari awal.

Untuk saat-saat itu, aku ingin sedikit bercerita.

Sewaktu belum menikah, aku adalah seorang gadis yang sangat manja. Aku meminta ini itu dengan mudah ke orang tuaku. Aku tidur hingga siang hari, tidur larut malam. Mandi dan makan sesuka hatiku. Pendapatan yang kudapatkan dari hasil bekerja juga seperti itu, kubiarkan berlalu dan tak tersimpan.



Kau tahu kenapa?

Karena aku tidak mengkhawatirkan apapun. Aku sehat wal afiat dengan pola hidup seperti itu. Aku tidak butuh mengatur waktuku karena pekerjaanku tidak menuntutku bekerja dari jam 8 hingga jam 5 sore seperti kantor kebanyakan. Asal pekerjaanku beres, tidak masalah. Cenderung bebas.

Lalu, setelah menikah, sayangnya semua tidak seperti itu lagi.

Aku harus bangun sepagi mungkin agar bisa menyiapkan sarapan untukku dan suamiku. Suamiku adalah seorang PNS yang bekerja terikat waktu. Yang jika telat pendapatannya berkurang. Untuk kami yang masih pemula dalam masalah rumah tangga, tentu saja pemotongan itu sebisa mungkin ingin kami hindari.

Karena itu, aku harus menjaga jam bangun tidurku agar selalu pas dan tidak membuatnya terkena pemotongan dan memudahkannya dalam memenuhi kewajibannya untuk menafkahiku.

Bukan hanya bangun tidurku yang harus kujaga, waktu tidur malamku juga harus kujaga. Tidur terlalu malam, membuatku mudah lelah dan sulit untuk bangun keesokan paginya.  Tentus saja, akan berpengaruh dengan telat atau tidaknya suamiku sampai ke kantor.

Sudah lebih satu bulan ini, aku tak berhasil bangun pagi. Tubuhku terlalu lelah saat pagi hari dan terlalu segar saat malam menjelang. Nafsu makanku berkurang drastis.

Suamiku ke kantor telat. Aku? Stress tentu saja. Tidak bisa bangun pagi dan merasa bersalah atas keterlambatan suamiku. Sarapan kami tidak jelas. Sungguh. Rasanya berat.

Tapi, bukan berarti aku menyerah. Aku masih ingin berusaha.

Bukan Umroh dong namanya kalau kalah dengan diri sendiri?

I'll try my best next time xD

Share:

0 komentar

Apa yang kamu pikirkan tentang tulisan di atas? Beri komentar di bawah, ya, teman-teman.