Tulisan ini sebenarnya hanya satu dari sekian tulisan yang ingin aku ceritakan kelak kepada anak-anakku. Bahwa menikah bukan hanya tentang kehidupan mereka sendiri. Bahwa mereka harus mempersiapkan segalanya dari awal.
Untuk saat-saat itu, aku ingin sedikit bercerita.
Sewaktu belum menikah, aku adalah seorang gadis yang sangat manja. Aku meminta ini itu dengan mudah ke orang tuaku. Aku tidur hingga siang hari, tidur larut malam. Mandi dan makan sesuka hatiku. Pendapatan yang kudapatkan dari hasil bekerja juga seperti itu, kubiarkan berlalu dan tak tersimpan.
Pernahkah kau merasaka Kopi Pahit, Sayang?
Seperti itulah rasamu, cecapmu.
Pahitmu tak menghilangkan seluruh dahaga dan hasratku
Semakin kuminum, semakinku dahaga
Semakin kucecap, semakinku tersiksa oleh candumu
Pernahkah kau rasa siksa yang seperti itu?
Kau memberikanku energi tambahan diawal
Lalu, menghempasku ke jurang kelelahan yang bertubi-tubi
Kenapa, Sayang?
Kopi itu manis,
Namun manisnya tak mampu menjadikan pahitmu hilang begitu saja
Hilangpun tak membuat hilang akan canduku padamu,
Bagaimana ini, sayang?
Aku, terlanjur, nagih.
Depok, KRL Jakarta Kota 17:49