Ini adalah Pelajaran terakhir yang Uum dapetin saat Uum berada di gugusan Pulau Seribu.
Dari segitu banyak niat sebelum pergi ke sana, ada niat kuat yang beneran pengen Uum dan temen-temen capai selama di sana. Apa itu? Saling menjauhi. Kenapa? Banyak faktor. Salah satunya Uum ingin menikmati jalan-jalan di sana tanpa mikirin masalah orang lain.
Postingan kali ini tidak seluruhnya menceritakan kisah selama Uum ada di Gugusan Pulau Seribu. Cerita kali ini menceritakan kejadian selama beberapa hari sebelum Uum berangkat. Cerita saat Dinna Amelina stress banget dengan skripsinya dan minta jalan-jalan.
Akhirnya, Uum ngajak dia jalan-jalan ke Kebun Raya Bogor. Di sana kami jalan-jalan mengelilingi seluruh kebun raya. Dari si pohon baja kembar, jembatan merah gantung, makan di musholla, masuk ke taman anggrek, ambil air minum gratis, masuk ke taman obat-obatan, sampe keliling museum binatang. wkwkwk Semuanya dijelajahi yang membuat kaki Uum sakit banget. BANGET.
Pulang dari sana Uum tepar. Kaki sakit banget, ke kampus seninnya dengan perlahan banget for the sake of kaki sakit. Padahal hari itu ada presentasi paper submission kelas Desain Analisis dan Algoritma. Jadilah Uum tampil presentasi hari itu dengan (mungkin) wajah miris menahan kaki yang keram abis.
Berhubung hari jum'at malemnya mau berangkat, ga mau dong Uum kakinya sakit. Ada mendakinya cuy di gunung anak Krakatau. RUGI. Jadi sisa harinya Uum pake buat ngilangin sakit kakinya. Caranya gimana? Jalan tiap hari pas pulang ngampus muter dari samping FISIP terus jalan ke St. UI baru jalan ke kosan dari jalan Margonda. Ugh... rasanya maknyoss.
Saat tiba waktunya naik, percaya atau enggak, itu ngefek. Rasa sakit dan keram yang biasa Uum rasain kalau kurang istirahat atau maksain diri untuk gerakin kaki, ga kerasa waktu naik itu. Yang ada hanya perasaan aku harus sampe, aku harus bisa. Semangat buat naik dan olahraga kaki yang Uum lakukan rutin seminggu sebelumnya itu ngefek banget. >.< Di sini Uum jadi paham bener pentingnya olahraga.
Mungkin kalo latihan itu ga Uum lakuin, Uum bakalan keram kakinya selama perjalanan kesana >.<
Last :
"It's important to train not only your brain, but your body as well."
Ada dua hal yang akan Uum ceritain di sini terkait dengan #knowMyLimit. Pertama. mengenai kenapa Uum akhirnya memilih enggak snorkelling di hari kedua dan kenapa akhirnya Uum memilih enggak ikutan Api unggun di malam kami pulang dari gugusan Pulau Seribu.
Mungkin sebagian akan berpikir bahwa Uum sedang mencari-cari alasan, namun Uum bilang, Uum sedang melakukan #KnowMyLimit. Kenapa ini jadi Uum angkat jadi hal yang Uum pelajari selama melakukan perjalanan #AmazingKrakatoa? Karena #KnowMyLimit udah jadi hal yang paling sering diabaikan sama orang-orang saat ini, termasuk Uum sendiri. Seringnya Uum memaksakan sesuatu hingga batas paling atas Uum. Dan seringnya pula, Uum terjebak dan ga bisa menyelesaikan apapun.
Okay apa aja sih kejadian yang membuat Uum berpikir bahwa #KnowMyLimit itu penting? Nih :
Jadi kemarin, tepat tujuh juni 2014 umur Uum tepat 21 tahun. Umur yang sudah tidak kecil lagi di kalangan masyarakat Indonesia. Umur yang seharusnya sudah memiliki pasangan (walaupun pasangan tak resmi) di dalam sudut pandang orang Indonesia.
Ahahaah. Uum hanya bisa tertawa setiap kali Uum melihat hal itu. Tapi ya sudahlah. Toh Uum bukan penganut aliran itu. Aliran seorang wanita yang suram, dengan membangga-banggakan hubungan serta sentuhan-sentuhan yang telah ia lakukan dengan pasangan yang notabenenya bukan seseorang yang sah untuknya.