Hinata Umi's Work

Lesson 4 From Amazing Krakatoa Trip : Know My Limit

Ada dua hal yang akan Uum ceritain di sini terkait dengan #knowMyLimit. Pertama. mengenai kenapa Uum akhirnya memilih enggak snorkelling di hari kedua dan kenapa akhirnya Uum memilih enggak ikutan Api unggun di malam kami pulang dari gugusan Pulau Seribu.

Mungkin sebagian akan berpikir bahwa Uum sedang mencari-cari alasan, namun Uum bilang, Uum sedang melakukan #KnowMyLimit. Kenapa ini jadi Uum angkat jadi hal yang Uum pelajari selama melakukan perjalanan #AmazingKrakatoa? Karena #KnowMyLimit udah jadi hal yang paling sering diabaikan sama orang-orang saat ini, termasuk Uum sendiri. Seringnya Uum memaksakan sesuatu hingga batas paling atas Uum. Dan seringnya pula, Uum terjebak dan ga bisa menyelesaikan apapun.

Okay apa aja sih kejadian yang membuat Uum berpikir bahwa #KnowMyLimit itu penting? Nih :



Memilih tidur saat yang lain Api unggun

Malam itu Uum udah kelelahan. Hari pertama memang langsung dibantai dengan menyelam dan main air sama si Roby Suheri. Ketika kami sampai di pulau Homestay, Uum enggak bisa langsung mandi karena harus ngantri dengan sembilan orang lain yang satu kamar sama Uum. Jadilah Uum yang lumayan telat masuk kamar, jadi orang terakhir di dalam antrian. Kejadian itu diperparah lagi dengan matinya aliran air di homestay. Agak shock bagian ini. Tubuh udah pegal semua. Kaki udah mulai menunjukkan gejala-gejala keram. Gejala ini bukan gejala biasa buat Uum.

Ada suatu kejadian aneh di tubuh Uum. Jadi setiap kali Uum kecapean atau terlalu memaksakan diri dan enggak langsung istirahat, yang terjadi selanjutnya adalah sakit. Kaki Uum ga bisa gerak, dengkulnya sakit parah, kepala pusing. Entah kenapa.

Acara malam itu adalah jam bebas serta api unggun yang akan dilakukan sampe malem, mungkin jam 11 atau jam 12-an. Uum pengen banget ikutan. Pengen kenal sama mereka-mereka yang dari luar kota ikutan acara ini. Pengen nambah horcruxt juga. Tapi atas alasan besoknya harus bangun pagi-pagi dan naik gunung. Uum memilih untuk skip dan istirahat.

Uum enggak mau ngerepotin Roby, Cindy, Jojo, sama Deris. Kalau Uum sakit, pasti ketua rombongan khawatir, temen-temen Uumpun enggak akan bisa menikmati jalan-jalannya. Makanya, biarpun Uum akhirnya enggak bisa mengenal mereka, tak apalah. Uum ingin menjaga diri Uum sendiri.

Memilih tidak snorkelling di hari kedua
Hari kedua. Setelah akhirnya kami turun dari gunung Krakatau. Ketua rombongan membawa kami ke spot snorkelling terakhir. Ga terlalu dalam sekitar dua meteran kata kapten kapal. Cukup dalam untuk Uum yang ga bisa berenang dan phobia air dalem

Uum pernah tenggelam di sungai yang airnya deras banget saat SMP. Saat itu temen Uum yang satu angkatan Pencak Silat beda sekolah yang nolongin Uum. Sejak saat itu, Uum trauma sama air yang dalemnya itu sampe enggak bisa menjejakkan kaki. Pernah nyoba berkali-kali sejak kejadian itu, tapi hasilnya sama, Uum sesak nafas dan panik. Nyari pegangan pasti. Takut tenggelam.

Nah, atas alasan itu, hari kedua Uum memilih untuk enggak ikut snorkel. Loh hari pertama kenapa mau? Sederhana. Hari pertama itu, dalemnya laut masih bisa bikin Uum menjejakkan kaki ke karang di bawahnya. Di hari pertama juga Uum udah sempat ngeliat indahnya karang di bawah laut yang ngebuat Uum pengen banget ngajak ayah, mama, Fahmi sama Ulfa untuk kesana >.< Dan di hari pertama juga, Uum udah ngerepotin Deris untuk megangin Uum kemana-mana. Tuh anak, baiknya ga ketulungan, jadi ga tega kan.

Makanya, di hari kedua, Uum milih untuk enggak ikutan snorkeling. Uum pengen si Deris di hari kedua bisa nikmatin snorkellingnya dengan damai. Uum juga ngeri ngebayangin sesak nafas lagi seperti di hari pertama pas snorkel kedua. Dalemnya tuh 2 meter. Uum tingginya 173. Ada jarak dari pemakaian pelampung sebesar 30-35 sentimeter tergantung ukuran pelampung dan berat badan pengguna pelampung. Tanpa pelampung aja ada sisa 27 sentimeter. Ditambah pelampung, ada jarak 50 sentimeter dari karang. Uum sudah dapat dipastikan sesak nafas itu.

Nih foto-foto pas snorkel hari kedua :










Dari dua kejadian itu, Uum jadi belajar bahwa Uum ternyata melakukan pertimbangan-pertimbangan saat itu. Yah.. Uum setuju siih sama si Amaya yang bilang, Uum kebanyakan takutnya. Tapi yah... Uum pergi lupa ijin ortu. Uum juga tahu Uum punya hal-hal tersebut untuk Uum khawatirkan (phobia dan sakit kaki). Uum tahu kalau Uum memaksakan diri akhirnya bakalan ga baik apalagi itu di kota orang. Jadi yah... ga papa, toh akhirya Uum punya banyak hal yang bisa Uum pelajari selama perjalanan :D

Last :

"Know yourself is not only about how to push yourself into your limit, it's also about how to know your limit."

Share:

0 komentar

Apa yang kamu pikirkan tentang tulisan di atas? Beri komentar di bawah, ya, teman-teman.