Hinata Umi's Work

[CERPEN] Tas Kertas Berwarna Cokelat

Napasku memburu. Peluh membasahi pelipisku. Kuterima bungkusan kertas berwarna coklat dari Rima. Di tengahnya ada rekatan berbentuk hati dari lilin hitam.

"Ka-kamu yakin ini benar untukku?"

Yang ditanya menatapku dengan pandangan kesal. Kalau ini dunia kartun, maka mata itu sudah diselimuti api liar. 

"Ta-tapi, ini bisa jadi da-dari siapa aja, kan?"

Rima terpaku sesaat sebelum matanya kembali membara. 

Ya Tuhan, apa salahku? Kenapa aku harus dihadapkan pada situasi seperti ini?

"Ka-kamu salah orang kali, Rim?" Aku mencoba menawar. Berharap sangat surat itu bukan untukku, siapa pun yang menitipkannya pada gadis manis di depanku ini. 

Kembali pandangan kesal itu terlihat. 

Ya Tuhan, Rima, aku cuma ingin kamu tidak salah paham! Kenapa, sih, kamu malah ngasih surat cinta gadis lain padaku?! Aku, tuh, sukanya sama kamu, tahu, gak, sih?!

Rima menggerakkan tangannya membentuk sebuah pola. Digerakkannya ke atas dan ke bawah. Aku mengikuti gerakan tangan itu agar bisa mengetahui apa yang ingin dikatakannya. 

[Buka dulu aja, kenapa, sih?]

Aku menatap Rima dalam. "Enggak, aku gak mau buka ini. Aku gak suka sama siapa pun yang ngirim surat ini," jawabku padanya.

Wajahnya yang kesal, tiba-tiba berubah sendu. Tangannya menggerakkan pola lainnya. 

[Siapa pun?]

Aku mengangguk. "Iya, siapa pun. Kecuali ...," aku menatap matanya dalam, "kecuali surat ini dari kamu."

Kepalanya meneleng ke kanan, tidak mengerti.

"Aku suka kamu. Kalau surat ini dari kamu, aku akan membacanya." 

Ia memukul jidatnya. Lalu tertawa riang, membuatku tidak mengerti. Hei, aku sedang mengakui perasaanku padamu, kau sedang mentertawaiku?

[Terima kasih, surat itu memang untukmu, dariku.]

Mataku membulat. Ya Tuhan, bodohnya aku!

Share:

0 komentar

Apa yang kamu pikirkan tentang tulisan di atas? Beri komentar di bawah, ya, teman-teman.