Hari ini tidak seperti biasanya. Bukan. Bukan karena dia tidak melihat ke arahku. Bukan juga karena aku yang melihat bagian belakang tubuhnya seperti biasanya. Dia melihat ke arahku berkali-kali.
Ah ... aku tidak tahu apakah hatinya juga melihat ke arahku seperti matanya. Aku masih berharap tidak hanya matanya yang menatapku, hatinya juga. Walaupun aku tahu pasti sulit untuk membuat hatinya melihat ke arahku setelah ada dia-dia yang lainnya di sana. Di hatinya.
Mungkin jika hatinya berbentuk stack. Maka, aku akan menjadi tumpukan yang entah ke berapa. Hanya, kemarin dan hari ini kau memandangku dengan mata itu. Mata itu. Mata yang biasanya memandangku dengan biasa saja. Sekarang mata itu menatapku dengan lembut, lembut yang melindungi dan itu terasa nyata. Terima kasih atas semua hal itu.
Dulu kau terasa jauh. Sangat jauh. Bahkan kau tak tersentuh, namun sekarang, keberadaanmu semakin dekat. Semakin dapat kurasakan. Mata itu lah yang membuatku merasa kau dekat denganku. Matamu yang memandangku dengan berbinar. Itulah yang selama ini membuatku merasa aku harus tetap bertahan.
Terimakasih.